KOMPAS.com - Self harm atau melukai diri sendiri adalah hal yang sering dilakukan oleh penderita gangguan kesehatan mental.
Data Medical News Today mengungkapkan bahwa hampir 15,3% mahasiswa perna melukai diri sendiri, setidaknya sekali dalam hidup mereka.
Self harm bisa menyebabkan bekas luka permanen, cedera, hingga kematian. Karena itu, perilaku self harm ini tak bisa disepelekan.
Mengapa ada orang yang melakukan self harm?
Self harm biasanya dilakukan sebagai cara untuk menghadapi perasaan yang sangat sulit, kenangan yang menyakitkan atau situasi dan pengalaman yang luar biasa.
Terkadang, seseorang melakukan self harm karena ingin mengubah rasa sakit emosional menjadi rasa sakit fisik.
Bisa dibilang, self hamr adalah bentuk mekanisme koping yang dianggap sebagai jalan keluar untuk melampiaskan rasa sakit emosional.
Orang-orang melakukan self harm saat mengalami tekanan emosional yang tak tertahankan. Dengan kata lain, hal ini dilakukan bukan untuk mencari perhatian.
Self harm juga sering dilakukan ketika orang-orang merasa mati rasa atau mengekspresikan pikiran bunuh diri.
Kesulitan mengatur emosi dan mengendalikan impuls dapat meningkatkan risiko melukai diri sendiri pada orang yang mengalami depresi, terutama jika mereka merasa tidak tertarik pada kehidupan.
Tanda-tanda
Beberapa faktor yang mungkin mengindikasikan bahwa seseorang mungkin berisiko melakukan self harm antara lain:
Perilaku self harm ini bisa bersifat adiksi alias memicu kecanduan. Karena itu, Anda harus berhati-hati jika terdekat Anda memiliki tanda-tanda self harm.
Jika memungkinkan, yakinkan mereka untuk meminta bantuan ke profesional kesehatan mental.
Anda juga bisa berperan sebagai pendengar yang baik agar mereka tidak merasa sendirian.
Perilaku self harm bisa diatasi dengan bantuan profesional kesehatan mental.
Biasanya, psikiater akan memberikan obat-obatan untuk membantu mengendalikan emosi yang memicu dorongan menyakiti diri sendiri.
Beberapa orang bisa menghentikan perilaku self harm usai mengonsumsi antidepresan.
Namun, sebagian besar membutuhkan terapi. Terapi dapat membantu seseorang membangun keterampilan emosional.
https://health.kompas.com/read/2022/03/02/100000068/mengapa-ada-orang-yang-melakukan-self-harm-