Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Makanan Barat Bisa Sebabkan Disfungsi Otak

KOMPAS.com - Siapa yang tidak suka dengan fried chicken, french fries, pizza, burger, dan semacamnya?

Hampir kita semua mungkin suka dengan jenis makanan Barat tersebut dan bahkan mungkin ada yang sampai kecanduan.

Namun, tahukah kamu jenis makanan Barat tersebut memiliki dampak buruk bagi fungsi otak kita, jika dimakan berlebihan?

Pengertian

Mengutip Medical News Today, makanan Barat disebut oleh para ahli kesehatan sebagai Diet Standar Amerika.

Biasanya makanan ini mengandung lebih banyak kalori dan lemak yang lebih tinggi serta nilai gizi yang lebih rendah.

Mengutip Science Direct, makanan Barat atau diet Barat ini didefinisikan sebagai makanan yang kaya lemak jenuh, karbohidrat olahan, dan garam.

Makanan Barat dikaitkan dengan peningkatan prevalensi gangguan metabolisme, termasuk:

  • Obesitas
  • Diabetes
  • Penyakit kardiovaskular
  • Gangguan kognitif
  • Gangguan emosional

Makanan Barat dicirikan dengan makanan yang sangat enak yang dapat memicu perilaku seperti kecanduan makan.

Orang yang sudah kecanduan akan mencari dan makan berlebihan terhadap makanan yang mengandung lemak dan gula. Akibatnya, akan menyebabkan perubahan jangka panjang di otak.

Tingkat dopamin otak dapat meningkat setelah mengkonsumsi profil makanan Barat. Sedangkan, ekspresi reseptor dopamin menurun.

Temuan perubahan otak

Pada manusia 

Mengutip News Medical, sebuah penelitian menemukan bahwa makan makanan olahan tinggi, seperti junk food yang merupakan bagian dari diet Barat, dapat merusak bagian otak untuk mengendalikan nafsu makan diri, yang dapat menyebabkan makan berlebihan.

Penelitian tersebut dikerjakan oleh tim peneliti dari Macquarie University dan Griffith University di Australia, University of Sussex di Inggris, serta Yale University dan American University di Amerika Serikat.

Dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Royal Society Open Science, tim menunjukkan bahwa hanya dalam satu minggu, makan makanan Barat dapat secara signifikan mengubah fungsi otak, dengan peserta penelitian melakukan tes belajar dan memori yang lebih buruk.

Lebih lanjut, makanan Barat dikaitkan dengan kebiasaan makan berlebihan dan keinginan untuk makanan manis setelah mengonsumsi makanan biasa.

Untuk sampai pada temuan mereka, para peneliti merekrut 110 siswa berusia antara 20-25 tahun di sebuah universitas Australia.

Semua siswa memiliki berat badan yang sehat dan mengonsumsi makanan yang lebih sehat dari rata-rata.

Mereka kemudian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok diet Barat dan kelompok kontrol.

Untuk kelompok diet Barat, mereka diberi sarapan yang terdiri dari sandwich panggang dan milkshake, yang tinggi lemak dan gula.

Kemudian, hari ke-2 dan ke-7, mereka diminta sarapan dengan makan 2 wafel Belgia selama 4 hari.

Selanjutnya, diberi makan makanan utama dan makanan/minuman penutup dari rantai makanan cepat saji pada 2 hari lainnya.

Di sisi lain, kelompok kontrol diberikan milkshake rendah lemak, rendah gula, dan sandwich panggang pada hari pertama.

Selama sisa masa studi, mereka diminta untuk mengonsumsi makanan biasa mereka.

Kemudian, kedua kelompok tersebut dites tentang keinginan dan kesukaan, serta tes pembelajaran verbal Hopkins untuk keterampilan belajar dan memori.

Para peneliti juga meminta para peserta untuk membuat catatan harian tentang asupan makanan mereka, dan mereka mengumpulkan pengukuran kadar kolesterol dan gula darah.

Mengutip News Medical, para peneliti dari studi tersebut menemukan bahwa makan makanan tinggi lemak dan tinggi gula selama seminggu dapat memicu disfungsi hipokampus.

Hipokampus merupakan bagian otak yang bertanggung jawab atas emosi, pembelajaran, memori, dan motivasi.

Peneliti menemukan bahwa seseorang yang langsing dan sehat sekalipun, jika sudah makan makanan Barat selama seminggu, otak mereka akan mengalami disfungsi.

Akibatnya, sulit bagi mereka untuk mengendalikan nafsu makan dan menjadi suka makan berlebihan.

Orang yang telah membiasakan diri makan makanan Barat saat sudah kenyang masih memiliki minat yang lebih terhadap makanan enak, seperti makanan manis dan camilan asin.

Menariknya, ketika partisipan mengulangi tes 3 minggu kemudian setelah kembali ke pola makan normal, kemampuan mereka mengendalikan nafsu makan kembali normal.

Pada tikus

Mengutip Medical News Today, sebuah studi pada tikus juga menemukan pengaruh makan makanan Barat dengan penurunan kognitif dan gangguan neurodegeneratif.

Gangguan neurodegeneratif mencakup berbagai kondisi akibat hilangnya struktur dan fungsi sistem saraf pusat atau perifer.

Penyakit neurodegeneratif kronik, contohnya:

  • Alzheimer
  • Huntington
  • Parkinson
  • Lou-Gehrig (ALS).

Namun, dua gangguan neurodegeneratif yang paling umum adalah penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson

Dalam studi tersebut, para peneliti menggunakan model tikus yang diubah gennya. Mereka memberi makan tikus baik diet normal atau diet tipe Barat selama 12 minggu.

Penelitian tersebut dilakukan oleh para peneliti dari Marshall University Joan C Edwards School of Medicine (Edwards) di Huntington, West Virginia.

Pada akhir penelitian, para peneliti mengamati bahwa tikus yang makan makanan ala Barat memiliki berat badan yang meningkat secara signifikan dibandingkan dengan tikus yang diet normal.

Selain itu, kelompok tikus pertama dengan makan makanan ala Barat menunjukkan kondisi tubuh mengalami:

  • Resistensi insulin
  • Energi rendah
  • Kadar oksigen yang lebih rendah.

Selain itu, diet Barat meningkatkan jenis molekul sitokin yang memicu peradangan (inflamasi).

Memiliki terlalu banyak sitokin inflamasi dapat menyebabkan kondisi tertentu, termasuk penyakit neurodegeneratif.

Penulis penelitian juga menemukan bahwa tikus yang makan makanan Barat menunjukkan tanda-tanda perubahan perilaku serta perubahan ekspresi gen dan sinyal, seperti orang-orang dengan penyakit Alzheimer dan Parkinson.

Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mereplikasi temuan tersebut pada manusia.

https://health.kompas.com/read/2022/03/29/140000268/makanan-barat-bisa-sebabkan-disfungsi-otak

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke