Ketika sedang emosi, rasa-rasanya perasaan negatif jadi meluap-luap, suhu tubuh meningkat, keringat bercucuran, dan jantung berdebar kencang.
Untuk mengenali alasan di balik kondisi ini, dampak marah, sampai cara mengendalikannya, simak penjelasan berikut.
Kenapa marah bisa meningkatkan tekanan darah?
Marah bisa meningkatkan tekanan darah karena kondisi ini memicu respons stres “fight or flight” (melawan atau lari).
Dilansir dari Mayo Clinic, dalam kondisi marah, kelenjar adrenal bakal mengeluarkan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol ke seluruh tubuh.
Dampaknya, pembuluh darah bakal menyempit, jantung bekerja lebih cepat, dan tekanan darah meningkat.
Marah biasanya meningkatkan tekanan darah untuk sementara. Jika rasa marah tidak dikelola dengan baik dan menjadi kebiasaan, kondisi ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan jangka panjang.
Dampak buruk marah pada kesehatan jangka panjang
Pelepasan hormon stres ketika marah secara terus-terusan bisa mengganggu metabolisme dan lama-kelamaan dapat merusak kesehatan.
Dilansir dari Better Health, beberapa masalah kesehatan potensial akibat kebiasaan marah, di antaranya:
Mengingat dampak marah tak hanya meningkatkan tekanan darah tapi juga bisa merusak kesehatan, ada baiknya Anda mengelola kondisi ini agar tidak jadi bumerang untuk tubuh.
Cara mengelola marah secara sehat
Ada beberapa langkah-langkah mengelola marah dengan lebih sehat yang bisa dilakukan, seperti:
Ingat, rasa marah perlu dikelola dengan baik. Meskipun bisa meningkatkan tekanan darah sementara, tapi dampaknya tidak sampai merembet ke masalah kesehatan lain. Hindari lari atau menghindari rasa marah, atau melampiaskan emosi ke orang terdekat.
https://health.kompas.com/read/2022/06/02/150100568/kenapa-marah-bisa-meningkatkan-tekanan-darah-