Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Risiko Kehamilan Remaja yang Harus Diketahui

KOMPAS.com - Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada usia 19 tahun atau lebih muda.

Mengutip Healhtline, seorang wanita bisa hamil setelah mengalami periode menstruasi secara teratur, kemudian melakukan hubungan seks vaginal dengan pria.

Meski begitu, kehamilan remaja memiliki risiko medis berbahaya yang lebih tinggi.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), komplikasi selama kehamilan atau persalinan adalah penyebab utama kematian secara global untuk anak perempuan usia 15-19 tahun.

Berikut beberapa risiko kehamilan remaja yang harus diketahui:

1. Kurangnya perawatan prenatal

Mengutip WebMD, kehamilan remaja terutama yang tidak dikehendaki berisiko menyebabkan kurangnya perawatan prenatal yang diterima.

Perawatan prenatal itu sangat penting, terutama pada bulan-bulan pertama kehamilan.

Perawatan prenatal berguna untuk:

2. Tekanan darah tinggi

Mengutip WebMD, kehamilan remaja lebih berisiko mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi) dari pada wanita yang berusia 20 atau 30-an tahun.

Tekanan darah tinggi yang tidak terkendali ditambah dengan adanya kelebihan protein dalam urin dapat menyebabkan preeklamsia, risiko kehamilan remaja yang berbahaya.

Preeklamsia dapat mengakibatkan pembengkakan tangan juga wajah serta membuat kerusakan organ, seperti ginjal dan hati.

3. Lahir prematur

Mengutip WebMD, kehamilan remaja juga berisiko tinggi melahirkan anak prematur.

Kehamilan cukup bulan berlangsung sekitar 40 minggu. Bayi yang dilahirkan sebelum 37 minggu adalah bayi prematur.

Dalam beberapa kasus, kelahiran prematur terjadi karena kesehatan ibu dan bayi di dalam kandungan terancam.

Kelahiran prematur bisa menyebabkan bayi Anda memiliki gangguan pernapasan, pencernaan, penglihatan, kognisi, dan masalah lainnya.

Semakin dini bayi lahir, semakin besar risiko gangguan kesehatan tersebut.

Mengutip Healthline, gangguan kesehatan karena tidak memiliki perkembangan lengkap dalam tubuh dan otak itu bisa jadi diidap si anak seumur hidup.

4. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

Mengutip WebMD, risiko kehamilan remaja lainnya adalah bayinya memiliki berat badan lahir rendah (BBLR).

Bayi prematur lebih cenderung memiliki berat badan kurang dari yang seharusnya.

Itu karena bayi itu memiliki lebih sedikit waktu di dalam rahim untuk tumbuh.

Bayi dengan berat badan lahir rendah hanya memiliki berat sekitar 3,3 hingga 5,5 pon.

Bayi dengan berat badan lahir sangat rendah memiliki berat kurang dari 3,3 pon.

Bayi sekecil itu biasanya perlu memakai ventilator di unit perawatan neonatal rumah sakit untuk mendapatkan bantuan pernapasan setelah lahir.

Mengutip Healthline, berat badan lahir rendah juga memengaruhi perkembangan otak bayi.

Bayi yang lahir dengan berat badan kurang telah diamati mengalami kesulitan belajar di kemudian hari.

Selain memiliki peningkatan risiko kekurangan berat badan, bayi yang lahir dari ibu remaja juga memiliki risiko kematian dini lebih tinggi.

5. Depresi pascapersalinan

Mengutip WebMD, risiko kehamilan remaja yang bisa terjadi juga adalah depresi pascapersalinan.

Anak perempuan yang hamil di usia remaja berisiko lebih tinggi mengalami depresi pascamelahirkan, menurut CDC.

Remaja itu mudah merasa sedih baik saat hamil atau setelah melahirkan. Sehingga, ia harus terbuka menyatakannya kepada dokter atau orang tua yang dipercaya.

Hal itu penting untuk bisa memberikannya bantuan atau perawatan mental yang tepat dan kesehatan secara keseluruhan.

Selain itu, depresi pascapersalinan dapat mengganggu perawatan bayi yang baru lahir.

6. Merasa sendiri dan terisolasi

Mengutip Healthline, risiko kehamilan remaja akan membuat ayah dan ibu muda itu merasa sendiri dan terisolasi.

Jika Anda hamil saat remaja, Anda mungkin merasa takut dan khawatir untuk memberi tahu keluarga dan teman.

Tidak memberi tahu orang lain dan tidak mendapatkan bantuan serta dukungan yang dibutuhkan saat kehamilan, dapat membuat Anda merasa lebih terisolasi dan tertekan.

Hal tersebut dapat menyebabkan masalah di rumah dan di sekolah.

Banyak perempuan yang hamil saat remaja akhirnya harus putus sekolah dan beberapa tidak pernah menyelesaikan pendidikan mereka.

Itu berarti banyak ibu yang hamil saat remaja terancam hidup dalam kemiskinan.

Wanita yang mengalami kehamilan remaja lebih cenderung memiliki lebih dari satu anak.

Seorang wanita dengan pendidikan rendah dan banyak anak akan merasa sangat sulit untuk mencari nafkah.

Mengutip WebMD, ancaman itu nyata. Tanpa bantuan orang dewasa yang terpercaya di sekitarnya selama kehamilan dan setelah melahirkan, kedua remaja itu dapat kehilangan semangat hidup sehat dan masa depan yang baik.

Misalnya, cenderung kehilangan selera makan, kurang istirahat, tidak berolahraga, serta tak jarang melakukan penyalahgunaan alkohol dan narkoba.

Jika sudah demikian, bayi yang dikandung juga akan mendapatkan imbas negatifnya.

Dalam kondisi ini butuh orang dewasa yang suprotif dalam membantu para perempuan yang hamil saat remaja untuk mendapatkan perawatan prenatal. 

Selain itu, kedua remaja juga perlu dukungan emosional yang dibutuhkan untuk menjalani hidup sehat ke depannya.

https://health.kompas.com/read/2022/07/29/220000268/6-risiko-kehamilan-remaja-yang-harus-diketahui

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke