KOMPAS.com - Bersantai di teras pada malam hari mungkin menjadi rutinitas bagi sebagian orang. Namun, kadang-kadang momen tersebut justru terganggu karena gigitan nyamuk.
Ada lebih dari 3500 jenis nyamuk, namun hanya beberapa yang bisa menggigit manusia.
Nyamuk yang menggigit manusia bukan jantan, melainkan betina. Mereka membutuhkan darah sebagai sumber protein untuk telurnya.
Demi mendapatkan darah manusia, nyamuk betina menusuk kulit inang pilihan mereka dengan belalai seperti jarum. Gigitan nyamuk itu lantas menyebabkan gatal, bengkak atau benjol.
Rasa gatal dan bengkak akibat gigitan bisa berlangsung selama beberapa hari. Menggaruk area yang gatal dapat menyebabkan infeksi hingga reaksi alergi.
Gigitan nyamuk tertentu bahkan bisa mengakibatkan penyakit serius, seperti malaria dari spesies Anopheles, hingga demam berdarah dari spesies Aedes aegypti.
Mungkin kita pernah bertanya-tanya tentang faktor yang menyebabkan nyamuk memilih kulit kita sebagai inang. Melansir Medical News Today, ada beberapa alasan mengapa nyamuk lebih sering mengerubungi tubuh Anda.
1. Manusia mengembuskan karbon dioksida
Setelah menghirup oksigen, manusia mengembuskan karbon dioksida yang memiliki panas dan kelembaban.
Embusan karbon dioksida inilah yang membuat nyamuk tertarik pada kulit manusia.
Nyamuk betina mendeteksi karbon dioksida menggunakan sel saraf yang sangat sensitif yang disebut neuron cpA.
2. Asam laktat
Asam laktat merupakan bahan kimia yang terkandung pada keringat.
Asam laktat paling sering dikeluarkan manusia melalui pori-pori kulit setelah melakukan aktivitas fisik, seperti olahraga.
Nyamuk akan tertarik dengan kulit yang dialiri keringat karena mengandung asam laktat karena memiliki aroma menyengat.
Oleh sebab itu, Anda disarankan untuk mencuci tangan dengan sabun setelah olahraga apabila ingin terhindar dari gigitan nyamuk.
Jangan lupa mengeringkan tangan dengan handuk bersih setelah Anda mencucinya.
3. Bakteri kulit
Ada jutaan mikroorganisme di kulit kita yang disebut mikrobiota kulit. Salah satu mikrobiota di kulit yaitu bakteri.
Sebuah penelitian menemukan, ketika seseorang memiliki bakteri berlebih, ia akan mudah menjadi sasaran nyamuk Anopheles gambiae atau spesies penyebar penyakit malaria.
Semakin banyak jumlah bakteri di kaki, semakin menarik bagi nyamuk.
4. Golongan darah
Hubungan antara golongan darah dengan risiko digigit nyamuk sering menjadi perbincangan. Orang dengan golongan darah A ternyata lebih jarang digigit nyamuk.
Sementara itu, pemilik golongan darah O memiliki risiko lebih besar digigit nyamuk. Belum ada penelitian lebih lanjut kenapa diantara semuanya nyamuk lebih tertarik pada golongan darah O.
Hanya saja nyamuk bisa tahu golongan darah kita dari sinyal kimia di kulit, dan ditemukan fakta kalau sinyal kimia golongan darah O lebih disenangi oleh nyamuk.
Kendati demikian, tidak semua nyamuk mau memilih orang bergolongan darah O sebagai inangnya. Nyamuk malaria umumnya tidak terlalu tertarik dengan orang bergolongan darah O.
https://health.kompas.com/read/2022/08/18/190000668/4-alasan-kulit-sering-digigit-nyamuk