Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Macam-macam Penyakit Autoimun Kulit yang Perlu Diwaspadai

KOMPAS.com - Ada banyak jenis penyakit autoimun yang menyerang sel-sel kulit yang sehat.

Mengutip Verywell Health, penyakit kulit autoimun terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehatnya sendiri.

  • Normalnya sistem imun menghasilkan antibodi yang menyerang bakteri, virus, jamur, maupun racun.
  • Namun pada penderita penyakit ini, sistem imun menghasilkan autoantibodi, yang menyerang jaringan sehat tubuh sendiri.

Penyakit autoimun kulit ini biasanya menyerang di dua lapisan terluar.

Lapisan kulit paling luar adalah epidermin, kemudian di bawahnya adalah dermin yang mengandung sel vital, jaringan, dan struktur.

Berikut penjelasan singkat berbagai jenis penyakit autoimun kulit yang bisa menyerang kita:

1. Psoriasis

Mengutip Verywell Health, psoriasis adalah gangguan autoimun kronis yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh Anda menjadi terlalu aktif dan mempercepat pertumbuhan sel kulit.

Penyakit autoimun kulit ini yang menyebabkan terbentuknya penumpukan sel kulit di lapisan bercak merah yang ditutupi sisik putih tebal (kulit mati), yang biasanya berada di area:

  • Siku
  • Lutut
  • Punggung bawah
  • Kulit kepala

Mengutip GoodRx Health, poriasis tidak hanya mempengaruhi kulit. Penderita penyakit autoimun ini juga dapat memiliki kondisi lain, seperti:

  • Artritis psoriatik: yang menyebabkan nyeri dan sendi bengkak
  • Penyakit jantung
  • Diabetes
  • Depresi

Psoriasis biasanya merupakan kondisi seumur hidup, dan pengobatan tergantung pada seberapa parah gejalanya.

2. Skleroderma

Mengutip GoodRx Health, skleroderma adalah penyakit autoimun yang menyebabkan tubuh Anda membuat terlalu banyak kolagen, protein yang ditemukan di kulit dan jaringan lain.

Siapa pun bisa terkena skleroderma, tetapi biasanya menyerang orang berusia antara 30-50 tahun. Ada dua jenis utama skleroderma:

  • Skleroderma lokal (morfea): mempengaruhi kulit dan jaringan di bawahnya.
  • Skleroderma sistemik (sklerosis sistemik): mempengaruhi kulit dan organ lain, seperti jantung, paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah. Ini adalah tipe yang lebih serius.

Kedua jenis skleroderma ini memiliki gejala yang sama, seperti bercak kulit yang mengeras, tebal, dan terasa kencang saat disentuh.

Bercak biasanya berwarna lebih gelap dari kulit normal. Bentuknya bulat dan lonjong atau membentuk garis di area:

  • Lengan
  • Kaki
  • Dahi

Belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit autoimun kulit, tetapi perawatan dapat membantu mengelola gejala yang berbeda.

Beberapa orang dengan skleroderma lokal mungkin tidak memerlukan pengobatan karena perubahan kulit dapat hilang dengan sendirinya.

3. Lupus kulit

Mengutip Verywell Health, lupus kulit adalah kondisi kulit autoimun di mana sistem kekebalan menyerang sel-sel kulit yang sehat dan merusak kulit.

Lupus kulit secara umum ditandai dengan muncul bercak kemerahan, gatal, nyeri, dan jaringan parut di kulit.

Mengutip GoodRx Health, pada penyakit autoimun kulit ini, ruam dapat memiliki pola yang berbeda:

  • Lupus kulit subakut: bercak merah, bersisik, bulat terutama pada kulit yang terkena sinar matahari.
  • Lupus diskoid: bercak tebal, berubah warna, bersisik di wajah, kulit kepala, atau telinga yang dapat menyebabkan kerontokan rambut.

Lupus kulit dapat memengaruhi banyak bagian tubuh Anda selain kulit, yaitu lupus eritematosus sistemik (SLE lupus).

Lupus jenis ini adalah yang paling serius dengan menyerang area, seperti:

  • Persendiaan
  • Otak
  • Ginjal
  • Jantung
  • Pembuluh darah

Penyakit autoimun kulit kronis ini paling sering menyerang wanita berusia 15-44 tahun.

Meskipun lupus kulit tidak dapat disembuhkan, penyakit ini dapat diobati secara efektif.

Perawatan termasuk obat-obatan, perlindungan kulit, dan perubahan gaya hidup.

4. Dermatomiositis

Mengutip Verywell Health, dermatomiositis adalah gangguan autoimun yang terutama mempengaruhi otot, tetapi juga mempengaruhi kulit.

Bentuk dermatomiositis masa anak-anak berbeda dari orang dewasa.

Sebagian besar penyebab dermatomiositis anak-anak (JDM) dimulai antara usia 5-10 tahun dan ini mempengaruhi anak perempuan 2 kali lebih banyak dari pada anak laki-laki.

Mengutip GoodRx Health, penyakit autoimun langka ini akan menyebabkan Anda mengalami kelemahan otot, perubahan kulit, dan terkadang kesulitan bernapas atau menelan.

Biasanya penyakit autoimun kulit ini memengaruhi anak-anak antara usia 5-15 tahun dan orang dewasa antara usia 40-60 tahun.

Tanda pertama dermatomiositis adalah ruam ungu kemerahan pada kelopak mata (ruam heliotrop).

Perubahan kulit lainnya termasuk:

  • Benjolan merah atau ungu pada sendi luar tangan, lutut, atau siku.
  • Kulit merah atau berubah warna di bahu, leher, dan punggung atas.

Tidak ada obat untuk lupus atau dermatomiositis, tetapi obat yang berbeda yang menurunkan respon imun dapat membantu mengelola gejala.

5. Penyakit Behcet

Mengutip Verywell Health, penyakit Behcet adalah kelainan langka yang menyebabkan peradangan pembuluh darah di seluruh tubuh.

Penyakit ini ditandai dengan:

  • Sariawan
  • Masalah mata (seperti penglihatan kabur, nyeri, atau sensitivitas cahaya)
  • Ruam kulit (bintik-bintik seperti jerawat, atau benjolan keras yang menyakitkan)
  • Lesi genital

Tingkat keparahan penyakit autoimun kulit ini bervariasi dari orang ke orang.

Gejala penyakit ini dapat datang dan pergi yang dikenal sebagai periode remisi (saat gejala penyakit berhenti atau melambat) dan periode flare-up (saat aktivitas gejala penyakit tinggi).

Mengutip GoodRx Health, penyakit Behcet dapat terjadi pada semua usia, tetapi biasanya menyerang orang berusia 20-30-an tahun.

Tidak ada obat untuk penyakit Behçet, tetapi gejalanya biasanya dapat dikendalikan dengan perawatan.

6. Pemfigoid bulosa

Mengutip GoodRx Health, pemfigoid bulosa adalah sekelompok penyakit autoimun langka yang membentuk lepuh di kulit.

Penyakit ini paling umum menyerang orang yang berusia di atas 70 tahun.

Gejala pemfigoid bulosa meliputi munculnya rasa gatal, bintik lepuh keras di bagian kulit mana pun, termasuk mulut atau alat kelamin.

Dalam beberapa kasus, penderita hanya akan memiliki beberapa bintik. Sementara dalam kasus lainnya, bintik-bintik dapat menutupi sebagian besar tubuh mereka.

Penyakit neurologis, seperti demensia dan penyakit Parkinson, lebih sering terjadi pada orang dengan pemfigoid bulosa.

Ada berbagai obat yang dapat membantu mengobati pemfigoid (lebih lanjut tentang perawatan di bawah).
Bagi banyak orang, ruam akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa tahun.

7. Epidermolisis Bulosa

Mengutip Verywell Health, ada banyak bentuk epidermolisis bulosa, tetapi hanya satu yang bersifat autoimun, yaitu epidermolisis bulosa acquisita (EBA).

Semua bentuk kondisi penyakit ini akan menyebabkan lepuh berisi cairan berkembang sebagai respons terhadap cedera yang biasanya tidak menimbulkan reaksi.

EBA menyebabkan lecet di tangan dan kaki serta di selaput lendir.

Mendiagnosis epidermolisis bulosa acquisita bisa menjadi tantangan, tetapi penyakit ini memiliki karakteristik yaitu memengaruhi orang dewasa di usia 30-an dan 40-an.

Penyebab yang mendasari EBA tidak diketahui. Namun, peneliti berpikir komponen genetik mungkin terlibat karena kondisi tersebut dapat mempengaruhi beberapa anggota keluarga.

https://health.kompas.com/read/2022/09/01/163000568/macam-macam-penyakit-autoimun-kulit-yang-perlu-diwaspadai

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke