Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suntik Botox Kembali Makan Korban

Kompas.com - 26/01/2008, 14:32 WIB

LONDON, SABTU - Buat Anda yang tertarik melakukan suntik botox untuk mengencangkan kulit tampaknya harus mulai berpikir dua kali. Jika tidak digunakan sesuai dengan prosedur, botox memiliki efek samping yang sangat fatal.

Bukti bahaya penggunaan botox kembali terungkap setelah jatuhnya beberapa korban meningggal di Inggris belum lama ini.  Dari 16 orang yang terenggut nyawanya akibat dampak suntikan Botox, empat di antaranya adalah remaja belia berusia belasan tahun.

Seperti dilaporkan The Sun, Sabtu (26/1), suntikan botox diduga menjadi penjemput ajal setelah menyebar ke seluruh tubuh empat remaja berusia 18 tahunan tersebut. Selain mereka, ada 87 orang lainnya yang menjadi korban, namun masih dapat diselamatkan lewat pertolongan medis di rumah sakit. 

Di Inggris sendiri, tercatat sekitar 55.000 suntikan botox diberikan kepada para pasien dengan berbagai keperluan termasuk perawatan wajah supaya terlihat awet muda. Botox sebenarnya berasal dari racun atau bakteria bernama botulinum toxin type A. Awalnya digunakan untuk tujuan medis, seperti memperbaiki kelainan fungsi otot, mengurangi kejang-kejang di sekitar mata serta meringankan kedutan, botox kemudian mulai lazim digunakan dalam dunia kecantikan dan kosmetik untuk menghaluskan kerutan. Dalam dunia kecantikan, botox masih sangat populer sebagai jalan pintas untuk menghilangkan kerutan, apalagi tak banyak diketahui efek samping dari suntikan toksin ini. 

Sebuah layanan perlindungan konsumen kini telah mendesak pemerintah untuk menarik obat kosmetik berbahaya tersebut -termasuk versi sejenisnya yakni Myobloc - sekaligus memberi peringatan bahwa obat tersebut dapat menyebabkan kematian.

Kelompok Public Citizen dari AS juga melaporkan setidaknya ada 180 laporan  dikirim kepada Food and Drug Administration (FDA) mengenai penggunaan Botox and Myobloc, yang digunakan pada pengobatan kekakuan leher. Dalam laporan tersebut, botox dapat menimbulkan kematian selain juga gangguan pelemahan pada otot dan kesulitan menelan. Kelompok itu pun meminta pencantuman label peringatan “risiko kematian" pada seluruh botol kemasan botox.
 
Juru bicara Public Citizen, Dr Sidney Wolfes, mengatakan sebaiknya pasien diberi tahu terlebih dulu mengenai gejala awal yang timbul akibat efek samping penggunaan botox seperti mulut kering, kesulitan bernafas, gangguan bicara dan kelopak mata terkulai. 

“Tindakan peringatan yang lebih baik secara signifikan dapat meningkatkan kemungkinan tindakan medis sejak dini dan bisa mencegah komplikasi, termasuk kematian,” ungkap Wolfes.

Sementara itu perusahaan pembuat Botox , Allergan – yang diperkirakan bakal mencatat angka penjualan  1,1 miliar dollar AS  tahun ini – menegaskan bahwa risiko penggunaan obat ini telah ditekankan sebelumnya. “Tidak ada persoalan keamanan yang muncul yang belum diarahkan dalam hal pemberian label Botox,” ungkap mereka.

Guna menekan dampak mematikan dari botox, para ahli kesehatan di Inggris  menyarankan masyarakat untuk menghindari praktik klinik kecantikan gelap atau tidak berizin. Douglas McGeorge, dari  British Association of Aesthetic Plastic Surgeons, mengatakan: “Jika digunakan dengan tepat, Botox sebenarnya aman .”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com