”Saat ini hampir 100 persen perusahaan obat mengimpor
Bakal vaksin (
Perusahaan yang memiliki kapasitas memproduksi vaksin, menurut Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, di Indonesia juga baru satu yaitu PT Bio Farma.
Selama ini, menurut Fedik, perusahaan farmasi enggan meningkatkan penelitian mikrobiologi dan lebih suka mengambil jalan pintas dengan membeli vaksin dari luar negeri.
Namun, sesungguhnya
Karena itu, kata Ketua Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia Surabaya ini, ketidakcocokan vaksin bisa menyebabkan vaksin tidak berguna.
Kekebalan yang dituju mungkin tak tercapai dan vaksin tidak berguna. Penyebab penyakit juga tak bisa dinetralkan karena jenis virus yang digunakan pada vaksin tidak cocok.
Selain bakal vaksin H1N1 dan H5N1, ITD Unair juga mengembangkan
Isolat virus diambil dari serum darah orang sakit yang kemudian dikembangbiakkan dengan ditanam (inokulasi) pada sel yang peka terhadap virus.
Setelah dipanen berkali-kali dan sifatnya stabil, susunan genetiknya diidentifikasi dan virus dimurnikan. Kemudian virus dibiakkan menjadi benih virus yang selanjutnya menjadi bakal vaksin.
Indonesia, menurut Fedik, sangat kaya dengan mikroorganisme sehingga bisa memproduksi isolat virus untuk vaksin berbagai penyakit sendiri. Namun, saat ini tidak ada pemetaan atas semua kekayaan yang dimiliki ini. Selain itu, tidak ada desain besar arah pembangunan riset dan teknologi Indonesia.
Saat ini Fedik yang meneliti virus dengue sedang mempersiapkan