Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berhenti Sekarang agar Sehat Selama Hayat

Kompas.com - 21/09/2010, 09:22 WIB

KOMPAS.com — Para perokok pasti sudah tahu bahaya kebiasaan merokok karena sudah terpampang jelas di kemasan. Meski sudah tahu dampak buruk merokok, para ahli isap ini kebanyakan masa bodoh dan menganggap sepele. Apalagi bagi perokok berat, keinginan menyisipkan sebatang rokok di mulut terasa lebih kuat ketimbang menghentikan kebiasaan yang berefek buruk bagi kesehatan itu.

Sebetulnya banyak perokok yang ingin berhenti merokok. Cuma memang menghentikan kebiasaan merokok tidak semudah membalik halaman koran. Banyak yang berhasil, banyak pula yang cuma bertahan tidak merokok hanya dalam waktu singkat.

Elisna Syahruddin, dokter dari Divisi Onkologi Toraks Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, dan Rumah Sakit Persahabatan, mengatakan, perlu niat yang kuat untuk menghilangkan kebiasaan merokok ini.

Mulyadi Tedjapranata, dokter umum sekaligus Direktur Medizone, mengatakan, "Yang paling utama adalah kemauan yang keluar dari hati nurani Anda."

Dia pun menyarankan agar orang yang ingin berhenti merokok membuat jadwal kapan berhenti merokok untuk selamanya. "Waktunya bisa beberapa hari ke depan atau dua minggu lagi," katanya. Nah, menjelang hari berhenti merokok itu, kurangi jumlah rokok yang diisap setiap hari.

Dua bahaya utama Biang keladi seseorang mengalami ketergantungan adalah zat adiktif dalam rokok bernama nikotin. Selain merangsang pelepasan adrenalin, nikotin ini juga bisa meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. "Nikotin juga mengganggu kerja saraf dan otak karena penggumpalan dinding pembuluh darah," kata Mulyadi.

Dari sisi medis, rokok membahayakan tubuh melalui dua cara. Pertama, melalui zat karsinogen atau zat perangsang kanker. Ada 40 zat karsinogen dalam satu puntung rokok. Sebanyak 80 persen penderita kanker paru-paru adalah perokok," kata Elisna.

Kedua, selain zat karsinogen, asap rokok juga pemicu terjadinya iritasi di saluran pernapasan. Menurut Elisna, bahaya asap ini sering dianggap enteng. "Padahal, ini bisa membuat terganggunya keseimbangan paru-paru," katanya.

Elisna mengatakan, tidak ada efek samping dari sisi medis ketika seseorang berhenti merokok. "Seseorang boleh langsung berhenti merokok begitu saja," katanya.

Namun, lantaran sudah kecanduan berat, eks perokok mengalami efek samping sementara sesaat setelah berhenti merokok, seperti tidak sabar, gelisah, nafsu makan bertambah, dan mudah tersinggung. Hal ini terutama terjadi pada perokok yang menempuh cara cold turkey atau langsung berhenti.

Untuk memperkuat keinginan berhenti merokok, mintalah dukungan keluarga, istri, bahkan anak dan teman-teman sekantor. Jika diperlukan, ikutilah sesi konseling bersama komunitas orang-orang yang juga ingin berhenti merokok. Konseling ini bisa ditemani dokter, psikolog, perawat, dan konselor yang dipercaya.

Selain itu, carilah informasi sebanyak mungkin mengenai rokok, penyakit yang ditimbulkannya, serta cara mengatasi ketergantungan merokok. "Bantulah diri Anda dengan informasi yang meyakinkan Anda untuk menjauh dari rokok setelah berhenti merokok," kata Mulyadi. (Sanny Cicilia Simbolon, Sofyan Nur Hidayat)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com