Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bebas dari Dilema Kesehatan

Kompas.com - 24/11/2010, 15:50 WIB

Hidup penuh pilihan. Dan ketika kita bicara mengenai pilihan, tawaran yang diberikan tidak selamanya bertolak belakang. Bahkan tak jarang, kita justru menemukan tawaran yang untung dan ruginya beda tipis. Situasi itu juga terjadi saat kita harus memutuskan pilihan mana yang lebih sehat diantara pilihan sehat lainnya. Jadi, mari bebaskan diri dari dilema pilihan sehat berikut ini:

1. Memesan dessert atau gelas kedua wine sebagai penutup makan di restoran?

Pilihlah : dessert.

Para peneliti menyarankan agar perempuan hanya menikmati segelas wine setiap harinya, tak lebih dari itu. “Menikmati alkohol pada level moderat dapat menekan risiko serangan jantung. Tapi khusus untuk perempuan, limitnya adalah segelas sehari,” ucap Jo  Ann Manson, kepala pencegahan penyakit dari Boston’s Brigham and Women’s Hospital.

Dan menurut Heather Spencer Feigelson, PhD., senior epidemilogis dari American Cancer Society, alkohol tetap memicu terjadinya kanker payudara. “Lebih baik memilih dessert ketimbang mengonsumsi alkohol. Sebab segelas alkohol saja bisa menimbulkan risiko kanker.”

Jangan lupa, karena umumnya dessert memiliki kandungan gula yang tinggi, kita tetap harus sadar ketika menikmatinya. Sebab terlalu membebaskan diri dengan dessert juga bisa menimbulkan risiko baru yaitu obesitas, diabetes, dan serangan jantung. Cobalah untuk memilih sorbet atau kue tart buah ketimbang cheesecake.

2. Bangun siang atau bangun pagi dan berolahraga?

Pilihlah : Bangun pagi dan berolahraga.

Idealnya, kita tidur 7-8 jam di malam hari. Dan apabila kita melengkapinya dengan olahraga rutin setiap pagi maka dapat mengoptimalkan kerja jam biologis kita. Alhasil, kita tak memerlukan alarm karena setiap pagi, kita akan bangun di waktu yang sama dan tubuh meminta untuk gerakan kebugaran.

“Sinar matahari pagi akan menjadi signal bagi jam biologis kita untuk membuat tubuh bereaksi lebih teratur,” ungkap Shawn D. Youngstedt, PhD., peneliti kesehatan tidur dari University of South Carolina di Columbia.

Tapi apabila jam tidur kita kurang dari 7-8 jam, sebaiknya tambah jam tidur. Khususnya pada ibu-ibu yang baru melahirkan, mereka akan memiliki jam tidur baru karena di malam hari harus terbangun untuk menyusui bayi. Kondisi ini membutuhkan kecukupan tidur agar tubuh kita tetap sehat dan fokus melakukan berbagai aktivitas.

3. Saat terjadi benturan, lebih baik mengompresnya dengan air hangat atau es?

Pilihlah : Kompres dengan es.

Waktu adalah indikator yang tepat untuk memilih apakah menggunakan air hangat atau es. Dan banyak pakar kesehatan olahraga berpendapat, 24-48 jam pertama pasca cedera otot akan sangat baik jika diredam dengan es.

“Olahraga berat akan menyebabkan jaringan otot kita ‘terluka’. Lukanya bisa saja sangat tipis, berukuran mikroskopik tapi bisa menyebabkan peradangan dan rasa sakit," ucap Cedric Bryant, PhD., kepala psikolog olahraga pada American Council on Exercise. “Dan es akan sangat berperan untuk mengurangi rasa sakit serta menghambat pembengkakan.

”Bryant menyarankan kita untuk mengompres selama 15-20 menit, 3 kali sehari. Jika kebetulan stok es kita habis, gunakan makanan beku kemasan yang tersimpan di dalam freezer sebagai kompresan untuk pertolongan pertama pada cedera otot.

Jangan lupa, setelah 48 jam, air hangat akan sangat membantu otot cedera kembali pulih. Sebab air hangat membuat peredaran darah kembali lancar sehingga proses pemulihan otot yang rusak bisa segera dilakukan. “Merendam otot yang sakit dalam air hangat juga akan membantu,” ucap Carol E.Torgan, PhD., jurubicara untuk American College of Sports Medicine. Lengkapi juga dengan pemanasan ringan atau olahraga mudah agar otot tidak terlalu lama dalam keadaan kaku.

4. Sarapan dengan donat atau tidak sarapan sama sekali?

Pilihlah : sarapan dengan donat.

“Terlelap dalam tidur selama 8 jam di malam hari bukan berarti tubuh kita tidak perlu pasokan energi baru. Apabila kita tidak sarapan maka rasa lapar tak akan bisa dialihkan, plus gula darah kita menurun drastis hingga membuat kita kesulitan berkonsentrasi,” ucap Kristine Clark, PhD., RD., direktur nutrisi olahraga pada Penn State University, Pennsylvania.

Itu mengapa Clark dan pakar kesehatan lainnya sepakat mengingatkan kita agar tidak melewatkan sarapan. Sebuah penelitian bahkan mengungkapkan, responden yang tidak sarapan justru akan menyantap lebih banyak kalori dalam sehari penuh.

Coba lengkapi donat kita dengan segelas susu low-fat. “Setidaknya kita ikut mensuplai protein ke dalam tubuh, tak hanya lemak,” ucap Clark. Tambahan protein ini akan membuat kita kenyang lebih lama, ketimbang hanya sarapan dengan donat.

5. Sebelum berlari, peregangan 5 menit atau jalan 5 menit?

Pilihlah : Jalan 5 menit.

Ketika kita mengawali agenda lari kita dengan jalan selama 5 menit, maka kita sudah meminta tubuh untuk bersiap-siap. Baru secara perlahan, percepat langkah kaki kita hingga kemudian kita benar-benar berlari. Plus, cara ini juga akan memperkecil risiko terjadinya cedera otot.

“Beberapa penelitian menyarankan kita untuk melakukan pemanasan  dan jalan kaki adalah pemanasan yang paling mudah serta aman. Hasilnya akan berbeda jika kita justru mengawalinya dengan peregangan. Ini bisa menyebabkan cedera karena kita justru menarik otot-otot untuk bergerak,” ucap Julie Gilchrist, ahli epidemiolog dari Center for Disease Control Injury Center di Atlanta. Gilchrist juga anggota tim yang mengamati 350 penelitian mengenai peregangan dengan cedera otot.

Jika ingin melakukan peregangan, waktu yang tepat adalah setelah kita melakukan pemanasan. Sebab menurut Gilchrist, peregangan adalah bagian dari pendinginan atau rangkaian gerakan yang dilakukan setelah tubuh benar-benar hangat.

6. Saat kita hanya punya waktu 30 menit untuk berolahraga, angkat beban atau berlari di atas treadmill?

Pilihlah : keduanya.

Ini adalah contoh situasi di mana kedua pilihan dianggap para ahli akan sangat membantu kesehatan tubuh kita. Para peneliti percaya, aerobik dan olahraga beban merupakan olahraga yang penting bagi tubuh. “Cara kerjanya berbeda, tapi keduanya saling melengkapi,” ucap Carol Torgan.

Saat kita melakukan latihan angkat beban, maka massa otot kita akan bertambah. Ini akan mempercepat proses pembakaran kalori dan mengendalikan kadar gula dalam darah. Keuntungan lainnya, memiliki otot tubuh yang kuat akan membuat gerak tubuh lebih ringan. Latihan angkat beban juga akan menjaga kepadatan tulang. Sementara berlari di atas treadmill akan membuat jantung dan paru-paru kita tetap sehat.

Agar keduanya dapat dilakukan, cobalah 15 pertama lakukan latihan angkat beban dan sisanya dengan berlari di atas treadmill. Demikian saran Liz Neporent, ahli kesehatan olahraga yang juga menciptakan berbagai buku olahraga, salah satunya adalah The Fat Free Truth. (Siagian Priska)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau