Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Gagap dalam "The Kings Speech"

Kompas.com - 28/02/2011, 14:02 WIB

KOMPAS.com — Gangguan bicara berupa gagap menarik perhatian dunia setelah dikisahkan secara apik dalam film The King's Speech yang tahun ini berhasil menyabet empat piala Oscar dari 12 nominasi.

Tema besar film tersebut adalah upaya Raja George IV (Colin Firth) mengatasi kekurangan dirinya yang gagap untuk mencapai prestasi gemilang dipandu seorang terapis bicara bernama Lionel Logue (Geoffrey Rush).

Gagap ditandai oleh pengulangan spasmodik atau terjadi pemblokan dalam suara pada saat berbicara. Kondisi gagap bervariasi dalam dimensi taraf yang ringan sampai berat. Biasanya anak kesulitan dalam mengucapkan kata-kata tertentu atau bahkan sama sekali tidak mampu mengucapkan suara huruf awal b, d, s, t dari kata-kata tertentu.

Huruf b, d, s, t adalah huruf yang membutuhkan tenaga pada saat mengucapkannya dan justru kata-kata yang diawali dengan huruf itulah yang sering mengalami gangguan pengucapan pada penderita gagap.

Kegagapan dialami sekitar 1 persen dari populasi dunia, tetapi sekitar 4 persen orang diperkirakan pernah mengalami gagap di masa kecilnya. Meskipun begitu belum diketahui obat yang bisa menyembuhkan gagap.

Film The King's Speech dianggap berhasil menangkap stigma sosial yang kerap dialami penderita gagap. Rasa malu karena gangguan bicara itu kerap menimbulkan rasa rendah diri dan menyebabkan tekanan sehingga kontraproduktif dan menyebabkan serangan gagap makin berkembang.

Banyak penyebab

Menanggapi fenomena gagap dalam film The King's Speech, para ahli mengatakan film tersebut masih memercayai mitos yang menyebutkan trauma pada masa kecil dan pola asuh menjadi penyebab gagap pada anak. Dalam film memang dikisahkan Raja George IV menjadi gagap karena ayahnya mendidik dengan keras.

"Belum ada bukti ilmiah yang menyebutkan dua hal itu menyebabkan gagap. Banyak orangtua yang anaknya gagap bertanya pada saya apa yang salah dari cara asuh mereka," kata Nan Ratner, ahli psycholinguist dari University of Maryland.

Ia mengatakan, ada beberapa penelitian yang mengaitkan gagap dengan faktor keturunan. Artinya, para penderita sudah membawa disposisi kondisi saraf yang membuat mereka rentan terhadap perkembangan kesulitan bicara.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau