Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tes Spirometri Cek Kesehatan Paru

Kompas.com - 05/07/2011, 10:51 WIB

Ingin terhindar dari penyakit kronis yang menyerang paru-paru seperti bronkitis kronis dan emfisema? Ada baiknya, Anda segera melakukan tes spirometri. Tak sulit, kok, menemukan fasilitas ini. Saat ini, banyak rumah sakit yang menyediakan layanan pengetesan pare-paru ini.

Tes spirometri dilakukan untuk menguji seberapa baik Anda bisa bernapas serta dapat membantu dalam mendiagnosa penyakit-penyakit paru. Tes ini pun terbilang cukup sederhana, cepat, dan tidak invasif.

"Tes hanya berlangsung kurang dari 10 menit," terang Martin Rumende, Pakar Penyakit Dalam Rumah Sakit Mochtar Riady Comprehensive Cancer Centre (MRCCC) Siloam Hospitals Semanggi, Jakarta.

Cara pengetesannya kira-kira seperti ini. Anda hanya memerlukan satu tarikan napas panjang dan menghembuskannya dengan cepat pula melalui sebuah alat yang bernama spirometer. Alat ini akan mengukur jumlah udara yang ada di dalam paru-paru.

Kapasitas oksigen dalam paru-paru orang normal yang berada dalam kondisi sehat berkisar antara tiga liter hingga empat liter. Akan tetapi, besaran kapasitas udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, berat badan, serta tinggi badan.

Nah, kalau Anda mulai merasa sulit bernapas dalam beraktivitas sehari-hari, tak ada salahnya mengalami tes ini. Siapa tahu kondisi paru-paru Anda tengah mengalami gangguan sehingga kesulitan  menghirup udara bebas. Selain volume, spirometri juga berguna untuk menilai kecepatan aliran pernapasan, yakni tarik (inhale) dan hembus (exhale).

Bahkan, pasien yang akan masuk meja operasi terkadang juga diminta untuk melakukan tes pernapasan ini. "Tes ini untuk mengukur kemampuan paru-paru orang yang hendak dioperasi. Lewat tes ini akan terukur volume udara maksimalnya," kata Martin.

Melalui alat spirometri, Anda juga bisa mengetahui kemampuan otot paru-paru. Anda yang tidak merokok, jangan terlalu berpuas diri dan merasa kondisi paru-paru Anda dalam tingkatan yang optimal. Jangan lupa, kesehatan paru-paru sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.

Sebagai contoh, cobalah berjalan dengan langkah yang cepat. Biasanya, orang yang hobi begadang napasnya akan terengah-engah ketika melakukannya. Atau, Anda bekerja di lingkungan udara yang banyak mengandung debu atau zat kimia.

Dari beberapa contoh sederhana ini, Anda sudah dapat melihat betapa rentannya paru-paru Anda terhadap ancaman dari luar. Dengan demikian, tak ada salahnya Anda mulai memperhatikan organ vital yang satu ini.

Kepala Bidang Pelayanan Medis Rumah Sakit Mediros, Jakarta Suhanto Kasmali menjelaskan, zat kimia berbahaya yang terhirup dapat menyebabkan inflamasi atau radang paru-paru. "Ini bahaya bila dibiarkan dalam jangka waktu lama," kata Suhanto.

Oleh karena itu, Suhanto menyarankan para perokok segera meninggalkan kebiasaan buruk tersebut. Jangan sampai, zat kimia yang terkandpng dalam sebatang rokok mematikan fungsi-fungsi penting organ paru-paru.

Tak hanya itu, Suhanto juga meminta Anda untuk rajin berolahraga ringan, seperti lari, renang, atau bersepeda. Semua aktivitas olahraga ini dapat menjaga kapasitas serta kinerja paru-paru. "Dengan berolahraga kondisi badan akan'tetap fit. Organ tubuh yang lain pun akan berfungsi optimal," pungkas Suhanto.

Namun, sebelum melakukan tes spirometri ini, Anda perlu bersiap diri. Beberapa persiapan yang harus dilakukan adalah: menghindari konsumsi rokok satu jam sebelum tes dan tidak meminum minuman beralkohol setidaknya empat jam sebelum tes.

Selain itu, tidak beraktivitas fisik yang berat dalam waktu 30 menit sebelum pengetesan, serta jangan memakan makanan berat dalam waktu dua jam sebelum tes. "Anda juga perlu mengenakan pakaian yang ketat saat tes berlangsung," papar Martin. (KONTAN/Raymond Reynaldi).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com