Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riau Minta Helikopter

Kompas.com - 23/07/2011, 03:13 WIB

Pekanbaru, Kompas - Gubernur Riau Rusli Zainal meminta pemerintah pusat menyediakan helikopter sebagai jawaban atas permasalahan kebakaran hutan dan lahan yang kerap terjadi di daerah itu. Tanpa helikopter, Riau kesulitan mendeteksi keberadaan awal titik api sehingga tak mampu mencegah kebakaran yang mengakibatkan bencana asap.

”Mustahil mendeteksi dini kebakaran hutan dan lahan di areal yang sangat luas dengan mengandalkan mobil atau sepeda motor. Kalau ada heli yang standby di Riau, kami dapat menggunakannya melihat titik api secara langsung untuk melakukan pencegahan,” ungkap Rusli dalam Rapat Koordinasi Daerah Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau, Jumat (22/7).

Rapat dipimpin Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, diikuti Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Menteri Pertanian Suswono, Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta, dan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Sri Woro B Harijono. Dalam rapat itu, hadir seluruh kepala daerah di Riau dan jajarannya.

Pertemuan berlangsung sekitar dua jam. Para menteri langsung bergegas ke Jakarta pada siang harinya. Nyaris tidak ada yang baru dari pertemuan itu.

Menteri Pertanian Suswono mengungkapkan, diperlukan pilihan buat warga, seperti penggunaan alat berat untuk membuka lahan agar tidak melakukan cara bakar lagi. Alat berat mesti disediakan di daerah rawan kebakaran agar dapat dipakai warga yang akan membuka lahan.

Menurut Suswono, perlu dikenalkan pengelolaan tata air di lahan gambut dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang program tanpa bakar. ”Perlu membangun persepsi yang sama antara pemerintah daerah, masyarakat, dan pengusaha,” tutur Suswono.

Gambut kambing hitam

Tidak berdayanya Riau mengatasi bencana asap, menurut Rusli Zainal, lebih disebabkan karena wilayah itu memiliki lahan gambut yang sangat luas. Dari 8,5 juta hektar luas total wilayah Riau, luas lahan gambut lebih dari setengah, yakni 56 persen. Pada musim panas, percikan api kecil saja dapat memicu kebakaran.

Selain kembali mengambinghitamkan lahan gambut, pada pertemuan itu Bupati Rokan Hilir Anas Ma’amun menolak tudingan seolah-olah tidak bekerja keras menanggulangi kebakaran hutan dan lahan di daerahnya. Saat ini, Rokan Hilir memiliki angka tertinggi titik api di Riau.

Anas menuding pembakaran lahan di daerahnya tidak dilakukan oleh warganya, tetapi oleh pendatang dari Sumatera Utara. ”Dua camat, tiga kepala desa, dan dua kepala dusun masuk penjara karena saya laporkan kepada polisi,” katanya.

Mereka dilaporkan karena menjual lahan hutan kepada warga Sumatera Utara. Ia berharap orang yang membeli lahan hutan juga dihukum.

Di akhir rakor, Agung Laksono menegaskan, kebakaran hutan dan lahan yang bersifat masif tidak dapat dicegah dan dikendalikan secara setengah-setengah. Untuk itu, pemerintah akan melakukan pencegahan secara masif pula dengan melibatkan seluruh komponen. (SAH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com