oleh : Dr.Andri,SpKJ *
Bulan Puasa datang dalam hitungan hari. Sudah banyak persiapan yang dilakukan oleh masyarakat menyambut bulan yang penuh ampunan ini. Bahkan para pedagang bahan pokok sudah siap dengan harga kebutuhan yang semakin meningkat. Tentunya puasa bukan hanya sekedar melatih jasmani untuk menahan lapar, inti yang paling besar adalah bagaimana melatih pikiran di bulan yang suci ini. Sebagai psikiater yang terbiasa dalam keseharian melatih pasien untuk berpikiran positif, akan saya jelaskan sedikit di artikel ini tentang manfaat puasa dalam melatih pikiran kita menjadi lebih positif.
Melatih Pikiran
Pada bulan Ramadhan ini kita diharapkan mampu mengendalikan pikiran-pikiran kita dari segala hal-hal buruk yang biasanya secara sadar maupun tidak menjadi kebiasaan kita sehari-hari.
Dalam berbagai kesempatan bertemu dengan berbagai masalah kehidupan, selayaknyalah di dalam bulan suci ini kita mampu lebih berpikir positif akan segala macam kondisi yang terjadi. Melatih kesabaran dengan cara mengendalikan amarah adalah salah satu terapi pikiran yang sering didengungkan di ceramah-ceramah Ramadhan. Selain dengan tujuan tidak membatalkan puasa, melatih kesabaran tentunya mempunyai tujuan yang lebih tinggi yaitu mencapai suatu keseimbangan batin.
Orang yang seimbang batinnya tidak akan mudah terpengaruh baik oleh pujian maupun hinaan. Mereka akan tetap tenang dalam berbagai kondisi dan tidak mudah terpancing oleh kondisi yang tidak menguntungkan sekalipun. Walaupun sebulan rasanya tidak cukup mencapai hal ini, bulan Ramadhan bisa menjadi tonggak dimulainya latihan pikiran yang bisa terus dikembangkan walau bulan puasa sudah berakhir.
Melatih Perilaku
Dalam ilmu psikiatri, terapi kognitif atau pikiran biasanya tidak terlepas dari terapi perilaku. Para ahli meyakini bahwa perubahan pola pikir akan mengubah juga perilaku orang tersebut. Bila pola pikirnya baik, maka pola perilakunya juga akan mengikuti baik.
Kita sering melihat orang yang menjalankan puasa menjadi lebih rajin menjalankan ajaran agama baik yang wajib maupun sunnah. Kesempatan berkunjung ke mesjid juga dimaksimalkan. Sembahyang juga bertambah dengan adanya sholat tarawih. Umat Islam juga mejadi lebih senang membaca kitab suci Al-Quran. Bahkan beberapa survei kecil-kecilan saya di berbagai toko buku, pada bulan Ramadhan terjadi peningkatan penjualan buku agama Islam dan alat-alat bantu sembahyang.
Kesemuanya ini karena adanya dorongan pikiran untuk melakukan sesuatu yang berguna dan bermanfaat di bulan yang suci ini. Selain itu, juga pemikiran bahwa perbuatan ini akan membawa pahala dan berkah yang berlipat ganda membuat umat menjadi semakin bersemangat untuk melaksanakan perilaku yang baik ini.