Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Anak Alergi Terus Meningkat

Kompas.com - 21/02/2012, 17:49 WIB

KOMPAS.com - Dalam beberapa tahun terakhir ini terjadi peningkatan kasus alergi, khususnya pada anak-anak. Jenis alergi yang paling sering diderita adalah dermatitis atopik dan asma.

Di Amerika Serikat, menurut data Center for Disease Control and Prevention, diperkirakan 8,2 persen dari populasi menderita asma. Itu berarti saat ini terdapat 25 juta orang.

Sementara itu di Jakarta, menurut data Divisi Alergi dan Imunologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) pada tahun 2006 terdapat 4 persen anak yang menderita alergi susu sapi dan sekitar 45 persen di antaranya menderita dermatitits atopik (eksim).

"Peningkatan kasus alergi ini perlu menjadi perhatian karena alergi adalah penyakit yang berbiaya tinggi. Misalnya saja asma dan rinitis alergi yang pengobatannya harus seumur hidup. Belum lagi hari sekolah yang hilang karena anak tidak bisa bersekolah jika alerginya kambuh," kata dr. Zakiudin Munasir, Sp.A (K), dalam acara media edukasi mengenai alergi yang diadakan oleh Departemen Gizi FKUI di Jakarta (21/2/2012).

Alergi pada anak seringkali terkait dengan faktor genetik atau adanya riwayat alergi dalam keluarga. Pada anak berusia kurang dari tiga tahun umumnya adalah alergi yang dicetuskan dari makanan, sementara pada anak yang lebih besar biasanya disebabkan karena faktor lingkungan.

"Pemberian susu sapi pada bayi sering menyebabkan gejala alergi pada anak. Biasanya gejala yang muncul adalah bercak merah di kulit, gatal, dan bersisik. Dan ini sering dikira anak ketumpahan ASI," kata Zakiudin, ahli alergi dan imunologi dari FKUI ini.

Ditambahkan oleh dr. Luciana B.Sutanto, Sp.GK, pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang terlalu dini juga menyebabkan anak alergi. "Banyak orangtua yang sudah memberikan MPASI saat anak baru berusia 4 bulan. Padahal pencernaan anak belum matang," katanya dalam kesempatan yang sama.

Pemberian MPASI yang berisi protein hewani menurut Luciana juga kerap memunculkan alergi. "Ada juga ibu yang memberikan kaldu daging untuk anaknya agar tidak alergi. Padahal di dalam air kaldu itu hanya mengandung sedikit protein dan vitamin sehingga kecukupan gizi anak malah tidak terpenuhi," katanya.

Ia menyarankan agar anak berusia kurang dari setahun sebaiknya tidak diberikan makanan yang bisa memicu alergi, seperti kacang-kacangan, telur, susu sapi, dan makanan laut, khususnya pada anak yang berbakat alergi.

Bila anak berbakat alergi, pengenalan bahan makanan untuk MPASI sebaiknya satu jenis setiap minggu sehingga jika ternyata timbul reaksi alergi lebih mudah untuk dilacak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau