Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendengkur Bisa Membunuh Diam-diam

Kompas.com - 15/03/2012, 16:15 WIB
Daftar Isi
Buka

KOMPAS.com - Waktu tidur yang disertai dengan dengkuran kerap dianggap sebagai tidur yang nyenyak. Padahal, orang yang sering mendengkur saat tidur apalagi jika kerap berhenti napas berisiko tinggi menderita stroke dan penyakit jantung.

Ketika kita tidur, otot di langit-langit mulut, lidah, dan tenggorokan berada dalam kondisi rileks sehingga sering terjadi sumbatan jalan napas. Kondisi tersebut menyebabkan daerah di sekitar sumbatan bergetar, sehingga timbul suara yang kita kenal dengan dengkuran atau ngorok.

Mendengkur sendiri merupakan gejala utama obstructive sleep apnea/OSA.  Menurut dr.Rimawati Tedjakusuma, spesialis saraf dari Rumah Sakit Medistra Jakarta , OSA adalah henti napas saat tidur yang terjadi berulang-ulang karena sumbatan jalan napas atas yang diikuti dengan menurunnya kadar oksigen darah.

"Pada orang yang menderita OSA berat, henti napasnya bisa terjadi lebih dari 30 kali dalam satu jam. Malah, ada pasien saya yang mengalami henti napas sampai 150 kali per jam," katanya dalam acara seminar dalam rangka World Sleep Day di RS Medistra Jakarta, Kamis (15/3/12).

Berbagai penelitian menunjukkan kaitan antara OSA dengan penyakit kronis seperti gangguan irama jantung, stroke, hipertensi, dan diabetes. Penelitian yang dilakukan Rimawati di RS Medistra pada tahun 2011 menunjukkan hampir 41 persen pasien OSA menderita hipertensi.

"Saat henti napas, otak akan memerintahkan supaya tubuh mendapatkan oksigen sehingga kita terbangun. Kondisi ini menyebabkan tekanan darah meningkat sehingga lama-lama dinding pembuluh darah rusak. Hal ini akan memicu peradangan. Pembuluh darah yang rusak juga akan menarik kolesterol sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah," papar dokter yang mendalami masalah tidur ini.

Henti napas yang terjadi berkali-kali dalam satu malam juga akan menggangu tidur sehingga esok harinya kita akan terbangun dalam kondisi lemas, sakit kepala, konsentrasi menurun, serta mengantuk sepanjang hari.

"OSA juga meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas dan juga ditempat kerja. Selain itu penderitanya juga berisiko menderita depresi dan kecemasan. Mereka juga berisiko dua kali lipat terkena stroke," katanya.

Untuk itu, segera periksakan diri jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut di atas. "Mendengkur sekali-kali mungkin normal. Tetapi jika setiap kali tidur selalu mendengkur waspadai OSA," katanya.

Kendati lebih sering dialami oleh orang dewasa, namun bayi dan anak-anak juga bisa menderita OSA. "Biasanya karena pembesaran amandel, obesitas, atau kelainan bentuk wajah dan lingkar leher," ujarnya.

Agar terhindar dari komplikasi akibat OSA, segera periksakan diri ke dokter untuk mengidentifikasi penyakit dan mengatasinya. Pada OSA yang ringan, biasanya dokter akan menganjurkan penurunan berat badan atau mengubah posisi tidur.

Sementara itu pada OSA yang berat terkadang diperlukan tindakan pembedahan. Penggunaan alat bantu untuk membuka jalan napas seperti CPAD (continous positive airway pressure) juga dinilai membantu mencegah perburukan akibat OSA. Alat ini akan memberikan aliran udara bertekanan lembut melalui hidung atau mulut menggunakan masker. Tekanan udara akan mencegah menyempitnya dan menutupnya saluran napas sehingga pasien bisa bernapas leluasa selama tidur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

    Terkini Lainnya

    Dokter: Vaksin HPV Tidak Hanya untuk Perempuan, tapi Juga Laki-laki

    Dokter: Vaksin HPV Tidak Hanya untuk Perempuan, tapi Juga Laki-laki

    Health
    Antara Data dan Diksi: Saat Komunikasi Kesehatan Kehilangan Akurasi

    Antara Data dan Diksi: Saat Komunikasi Kesehatan Kehilangan Akurasi

    Health
    Tiba-tiba Sulit Naik Tangga? Waspadai Kelemahan Otot

    Tiba-tiba Sulit Naik Tangga? Waspadai Kelemahan Otot

    Health
    Anak dengan Kelainan Celah Bibir dan Langit-langit Mulut Berisiko Alami Ganggu Perkembangan

    Anak dengan Kelainan Celah Bibir dan Langit-langit Mulut Berisiko Alami Ganggu Perkembangan

    Health
    6 Ciri-ciri Sakit Ginjal pada Wanita dan Pria, Jangan Sampai Terlambat

    6 Ciri-ciri Sakit Ginjal pada Wanita dan Pria, Jangan Sampai Terlambat

    Health
    Belajar dari Menkes, Apakah Miliki Lingkar Pinggang Besar Bahaya? Ini Ulasannya…

    Belajar dari Menkes, Apakah Miliki Lingkar Pinggang Besar Bahaya? Ini Ulasannya…

    Health
    Mengenal Lemak Visceral yang Bikin Ukuran Celana Melebar

    Mengenal Lemak Visceral yang Bikin Ukuran Celana Melebar

    Health
    Gangguan Bipolar dan Skizofrenia: Pentingkah Minum Obat?

    Gangguan Bipolar dan Skizofrenia: Pentingkah Minum Obat?

    Health
    Apakah Baik Minum Kopi Tanpa Gula di Pagi Hari? Ini Penjelasannya...

    Apakah Baik Minum Kopi Tanpa Gula di Pagi Hari? Ini Penjelasannya...

    Health
    Apa Ciri-ciri Ginjal Tidak Sehat? Ini 8 Tanda yang Perlu Diwaspadai…

    Apa Ciri-ciri Ginjal Tidak Sehat? Ini 8 Tanda yang Perlu Diwaspadai…

    Health
    Perbedaan Gangguan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak, Ini Kata Pakar

    Perbedaan Gangguan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak, Ini Kata Pakar

    Health
    Menkes: Ukuran Celana 33 Bisa Jadi Sinyal Visceral Fat, Apa Bahayanya?

    Menkes: Ukuran Celana 33 Bisa Jadi Sinyal Visceral Fat, Apa Bahayanya?

    Health
    Dokter: HPV Penyebab Kanker Serviks Tidak Hanya Bisa Menular Melalui Hubungan Seksual

    Dokter: HPV Penyebab Kanker Serviks Tidak Hanya Bisa Menular Melalui Hubungan Seksual

    Health
    Kanker Serviks Jadi Kanker Paling Mematikan Kedua pada Wanita, Ini Penyebabnya…

    Kanker Serviks Jadi Kanker Paling Mematikan Kedua pada Wanita, Ini Penyebabnya…

    Health
    Satu Data Kesehatan, Cara Pemerintah Pantau Kondisi Jemaah Haji Real Time

    Satu Data Kesehatan, Cara Pemerintah Pantau Kondisi Jemaah Haji Real Time

    Health
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau