Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes Solo Dukung Pemberdayaan PKK dalam Swamedikasi

Kompas.com - 26/07/2024, 14:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

SOLO, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan Surakarta, dr. Retno Erawati Wulandari mendukung Program Kader Pandai yang tujuannya mengenalkan swamedikasi dan manajemen nyeri kepada masyarakat.

Dalam Program Kader Pandai, ibu-ibu PKK dan kader Posyandu dibekali dengan edukasi mengenai kesehatan, terutama dalam penanganan awal nyeri, demam dan influenza.

Harapannya melalui edukasi tersebut, Kader Pandai dapat melakukan swamedikasi dengan tepat dan membantu menghubungkan masyarakat dengan dokter atau fasilitas layanan kesehatan terdekat.

Dokter Retna juga menjelaskan, ada banyak masalah kesehatan di Kota Solo yang perlu dicari upaya atau solusi penanganannya.

“Perihal masalah kesehatan yang masih ada di wilayah Kota Surakarta ini tentunya harus diatasi dan diupayakan bersama-sama untuk mendapatkan suatu solusi," kata dokter Retna dalam diskusi kesehatan yang digelar di Laweyan, Solo, Kamis (25/7/2024).

Oleh sebab itu, diharapkan dengan adanya Kader Pandai, masyarakat lebih pintar dan bijak dalam menangani permasalahan kesehatan.

Baca juga: Komentar Ahli Gizi jika Anggaran Makan Siang Gratis Rp 7.500

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang manajemen dan Kemitraan LKS Suluh Kasih Bangsa dr. Enny Listiawati menjelaskan, dalam Kader Pandai juga dikenalkan tentang langkah preventif atau pencegahan penyakit dan mengenal beragam obat.

Kader Pandai diberi anjuran untuk selalu mengecek setiap obat yang akan dikonsumsi, seperti label, izin edar, dan waktu kadaluarsa. Kader juga diajak untuk terlibat dalam memilih obat spesifik sesuai dengan gejalanya.

Kader Pandai juga dibekali Koper Cekatan dari Panadol yang menyediakan peralatan untuk melakukan pemeriksaan dasar, seperti cek oksigen dengan oxymeter dan pemeriksan suhu menggunakan termometer, monitor, dan stetoskop digital.

Koper cekatan juga dilengkapi telepon seluler untuk menghubungkan masyarakat dengan dokter maupun fasilitas kesehatan, serta print untuk mencetak resep dari dokter yang kemudian bisa ditebus di apotek terdekat.

"Kita mengajak ibu-ibu untuk mengulik obat-obatan yang tepat, sebagai contoh obat untuk batuk, kan berbeda-beda tergantung jenis batuknya," kata dr. Enny.

"Kader kesehatan, seperti yang umumnya ditemui di Posyandu, memainkan peran krusial dalam upada promosi kesehatan masyarakat. Sehingga lewat program ini, kami harapkan ada ripple effect. Kami melatih kader untuk bisa mensosialisasikan topik ini ke banyak orang," imbuhnya.

Indonesia saat ini sedang dalam masa transformasi kesehatan besar-besaran, salah satunya untuk layanan primer. Jadi menurut dokter Enny, swamedikasi bisa menjadi salah satu tranformasi dari layanan primer.

Baca juga: Seperti Apa Menu Makan Siang yang Sehat untuk Anak? Ini Kata Dokter

Ketua Penggerak Tim PKK Surakarta Marsini juga menyambut baik adanya Program Kader Pandai.

Hal ini mengingat, kader KK berada di garis terdepan masyarakat dan sangat memahami kondisi lokal. Itu berarti sosialisasi dan penyuluhan yang dilakukan kader PKK lebih mudah dipahami.

"Dengan adanya kader yang kreatif dan inovatif, masyarakat dapat lebih menggunakan jasa posyandu. Posyandu tidak bisa hanya dikerjakan oleh puskesmas,tetapi juga perlu dibantu tokoh masyarakat, pemerintahan desa, dan kader posyandu yang bekerja secara sukarela. Mudah mudahan bisa menjadi Kader Pandai semua, karena untuk tahun 2025 posyandu menjadi Integrasi Layanan Primer," kata Marsini.

Menanggapi perilisan Program Kader Pandai, wakil Menteri Kesehatan RI Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD, Ph.D, berharap agar nantinya tidak hanya dilakukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur, tetapi dapat diperluas ke daerah yang sulit, jauh dari jangkauan komunikasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau