Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/08/2012, 07:16 WIB

TANYA :

Dok, saya sudah 1 tahun terakhir ini memakai kawat gigi. Yang menjadi keluhan saya adalah semenjak memakai kawat gigi, karang gigi saya muncul cukup banyak. Biasanya di sela-sela gigi dan bagian belakang gigi. Apalagi pada gigi depan bawah yang awalnya renggang dan sekarang sudah rapat karena kawat gigi, Di situlah banyak muncul karang gigi. Setiap sebulan sekali, saya rajin kontrol ke dokter gigi dan biasanya karang gigi juga dibersihkan.

Yang ingin saya tanyakan, kenapa karang gigi saya jadi banyak sekali? Padahal dulu sebelum memakai kawat gigi, saya hampir tidak pernah bermasalah dengan karang gigi karena rajin gosok gigi dan saya sudah menyikat gigi dengan cara yang wajar. Yang saya takutkan, apabila nanti kawat gigi sudah dilepas, karang gigi akan sering muncul kembali. Apakah faktor makanan dan minuman mempengaruhi munculnya karang gigi?

(Ina, 23, Jakarta)

Jawab:

Hai Ina,

Karang gigi atau istilah medisnya calculus merupakan akumulasi plak (lapisan semitransparan suatu polisakarida yang menempel pada gigi), bakteri dan pelikel (lapisan tipis dari protein saliva yang menempel pada permukaan gigi setelah pembersihan gigi secara optimal). Konsistensi karang gigi ini menjadi keras karena plak dan pelikel mengalami mineralisasi, sehingga sangat sulit dibersihkan melalui pembersihan mekanis dengan sikat gigi. Tentu saja makanan dan minuman yang masih menempel di permukaan gigi menjadi salah satu penyebab terjadinya karang gigi.

Mengapa di gigi bawah depan yang paling banyak muncul karang gigi? Sebenarnya hal ini bisa dijelaskan secara ilmiah. Pada rahang bawah bagian bawah khususnya bagian dekat lidah, terdapat kelenjar ludah utama (submandibula dan sublingual). Kedua kelenjar ludah ini menghasilkan 70% air ludah. Air ludah yang dihasilkan merupakan air ludah yang tidak terstimulasi (tanpa rangsangan apapun, air ludah tetap keluar).

Jadi, gigi-gigi depan yang dekat dengan lidah pada rahang bawah senantiasa “basah” karena tergenang air ludah tersebut. Selain itu, daerah tersebut biasanya pembersihannya kurang sehingga sering terjadi akumulasi plak yang lambat laun akan termineralisasi oleh kandungan mineral di dalam air ludah yang tadi selalu dihasilkan oleh 2 kelenjar ludah tersebut, sehingga terbentuklah karang gigi.

Pemakaian kawat gigi semakin mempersulit pembersihan mekanis bagi sisa makanan yang masih menempel di gigi. Oleh karena itu anda harus lebih teliti dalam membersihkan gigi-gigi anda. Gunakan sikat gigi khusus pasien pengguna kawat gigi, yaitu proxabrush atau interdental toothbrush yang akan memudahkan penyikatan diantara gigi dan kawat gigi. Anda juga dapat menggunakan benang gigi sebagai tambahan untuk membersihkan gigi-geligi anda. Penggunaan obat kumur sebagai antibakteri dalam rongga mulut juga bisa ditambahkan untuk kasus anda, tetapi penggunaannya tidak boleh terus-menerus dalam waktu yang lama.

Teknik menyikat gigi bagi pasien pengguna kawat gigi sedikit berbeda dengan pasien yang tidak menggunakan kawat gigi. Anda dapat membaca artikel sebelumnya pada tanggal 4 Juni 2012 mengenai teknik menyikat gigi bagi pasien pengguna kawat gigi.

Saran saya, saat ini anda harus memperbaiki teknik menyikat gigi, menambah frekuensi menyikat gigi, menambah alat bantu untuk membersihkan gigi, serta menggunakan obat kumur seperti yang saya sebutkan di atas. Tidak lupa, tetap dilanjutkan pemeriksaan berkala ke Dokter Gigi seperti yang telah anda lakukan selama ini.

Anda dapat meminta bantuan Dokter Gigi langganan anda untuk mengetahui keefektifan cara menyikat gigi anda melalui bantuan disclosing solution. Caranya adalah setelah anda melakukan penyikatan gigi, minta Dokter Gigi anda mengoleskan disclosing solution ke seluruh permukaan gigi anda. Cairan ini akan berwarna merah jika masih ada sisa makanan yang menempel di permukaan gigi anda. Sehingga anda akan segera mengetahui apakah selama ini teknik menyikat gigi anda telah optimal atau belum.

Demikian Ina, selamat mencoba ya. Salam gigi sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com