Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/08/2012, 09:48 WIB

KOMPAS.com — Ketika banyak wanita pura-pura mencapai orgasme saat bercinta, atau sebagian lainnya sulit mencapainya, wanita ini justru mampu orgasme hingga 100 kali dalam sehari.

Bagi Kim Ramsey (44), seorang perawat yang berasal dari Hitchin, Hertfordshire, Inggris, orgasme 100 kali sehari bukanlah prestasi melainkan sebuah kutukan. Kim menderita sindrom persistent genital arousal disorder (PGAD). Sebuah sindrom yang membuatnya terus-menerus merasa terangsang.

Bayangkan, sebuah gerakan panggul sedikit saja yang ia lihat di kereta api, mobil, atau saat melakukan pekerjaan rumah tangga dapat memicu gairahnya. Dokter mengatakan, Kim menjadi sangat menderita seperti sekarang akibat kecelakaan yang menimpanya pada tahun 2001. Kala itu ia terjatuh dari tangga. Peristiwa ini mungkin menyebabkan kista tarlov pada punggungnya, juga pada titik tempat orgasme wanita ini berasal.

"Wanita lain mungkin bertanya bagaimana bisa meraih orgasme. Tapi aku bertanya bagaimana cara menghentikannya," kata Kim.

Lantaran terlalu sering terangsang, Kim kerap merasa lelah dan sakit. Kim juga sulit untuk menjalin hubungan layaknya orang normal. Pernah pada tahun 2008 ketika ia pindah ke Montclair, New Jersey, ia memiliki pacar. Saat berhubungan seks dengan sang kekasih, ia terus-menerus orgasme selama empat hari.

Kim dan kekasihnya telah mengupayakan banyak cara agar gairah Kim berhenti. Jongkok, bernapas dalam-dalam, bahkan sampai duduk di atas kacang polong beku. Malangnya, usaha Kim tak membuahkan hasil. Orgasme dan gairah seksualnya terus menggelora selama 36 jam.

"Saat itu, aku mengalami orgasme sampai 200 kali. Rasanya sakit dan kelelahan menyiksaku," ceritanya.

Kim kini tak berani beraktivitas jauh dari rumahnya. Ia takut, dirinya tak mampu mengontrol gairah seksual yang tak bisa dicegah karena sewaktu-waktu muncul. Dia merasa tidak punya kontrol lagi terhadap tubuhnya.

"Bayangkan jika Anda tiba-tiba terangsang tanpa alasan, atau saat naik kereta api dan jalannya sedikit naik turun, itu juga bisa membuat Anda terangsang. Itu yang terjadi padaku. Selama perjalanan 40 menit di kereta, aku harus menggigit bibir dan berpangku tangan sambil berharap tidak ada yang melihatku tengah terangsang," ujarnya.

Ahli pengobatan seksual dari Imperial College di London, dr David Goldmeier, mengatakan bahwa gangguan gairah pada alat kelamin adalah kondisi yang baru saja diakui. Penderita akan mengeluhkan periode panjang dirinya terstimulasi meskipun tanpa berhubungan seksual.

Sindrom PGAD ini akan membuat penderitanya terangsang selama berjam-jam bahkan berhari-hari tanpa diminta dan sulit berhenti. Kista tarlov yang diduga sebagai penyebab PGAD, kata Goldmeier, masih diperdebatkan oleh para ahli. Kista yang terbentuk di tulang belakang ini kerap dikaitkan akan kejadian PGAD yang akhir-akhir ini relatif tinggi terjadi pada wanita.

"Kista tarlov dapat menyebabkan masalah pada saraf panggul, juga memicu gangguan genital yang mirip seperti sindrom PGAD. Ada 20 wanita per tahun mengalami kondisi ini. Mungkin 1 dari 100 wanita mengalami, hanya kita tidak tahu," ujarnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau