Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sindrom Kematian Bayi Mendadak, Tragedi yang Perlu Dicegah

Kompas.com - 17/09/2012, 12:29 WIB

KOMPAS.com - Nirmala (nama samaran), lebih dari setahun yang lalu mempunyai pengalaman menyedihkan. Bayinya yang berusia delapan bulan meninggal secara tiba-tiba. Yang sangat menyedihkan dan tidak bisa Nirmala lupakan adalah keadaan kematiannya yang  mengejutkan dan tidak  ia diketahui. Bahkan Nirmala baru tahu ketika subuh anaknya yang berumur tujuh tahun membangunkan.

Mama bangun ma, badan adik keras dan dingin, tapi dia tidur

Nirmala melompat terbangun, bayinya ternyata dilihat tengkurap dan sudah meninggal. Histeris Nirmala  dan suaminya menangisi keadaan bayinya. Kami yang diberitahu untuk hadir melayat sangat terkejut. Tidak ada kabar berita putrinya sakit, tiba tiba beritahu bayinya meninggal. Saat kami ke rumah Nirmala, kami baru tahu, rumah kontrakannya begitu pengap dan sempit. Belum lagi bau asap rokok dan puntung rokok.

Ini kisah pengalaman keluarga Nirmala. Mereka hingga saat ini tak henti hentinya menyesali kelalaiannya memperhatikan bayinya akibat mereka berdua tertidur sangat lelap. Di usianya yang 40 tahun ini, Nirmala sudah tidak berani hamil lagi.

Dalam dunia kesehatan, dikenal adanya sindrom kematian bayi mendadak. Banyak hal yang diduga menjadi faktor penyebabnya, sedangkan penyebab pasti kematian itu sendiri seringkali sulit di identifikasi. Hasil otopsi kadang tidak dapat menyimpulkan penyebab pasti kematian bayi mendadak ini. Pada umumnya kasus kematian bayi mendadak banyak terjadi saat usia satu tahun atau kurang.

Kasus lain terjadi saat mudik lebaran dua tahun lalu, seorang ibu menggendong bayinya mudik dengan dibonceng sepeda motor. Bayi diselimuti rapat. Tiba di tempat tujuan, saat selimut dibuka, sang bayi sudah kaku dan biru, tidak diketahui kapan meninggalnya. Berita ini sempat dimuat di koran lokal Jawa Timur.

Apa saja faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kasus kematian bayi mendadak ini?

Penyebabnya sangat kompleks, seringkali merupakan gabungan beberapa gejala atau sindroma. terutama pada bayi bayi prematur di mana kematangan organ tubuhnya belum sempurna berfungsi. Namun demikian, ada baiknya beberapa faktor pencetus terjadinya kematian bayi mendadak ini kita ketahui.

1. Orangtua tidak diperkenankan merokok di dekat bayi.  Keracunan asap nikotin sangat berbahaya bagi kondisi paru -paru dan jantung bayi.

2. Tidak membiarkan bayi tidur sendirian tanpa pengawasan berkala. Sebaiknya orang tua sering sering memperhatikan posisi tidur bayi. Hal ini terutama pada bayi yang sudah mulai bisa tengkurap dan aktif bergerak.

3.  Hindari penggunaan selimut ringan di tubuhnya bila bayi sudah bisa mengangkat kaki, sering terjadi selimut tertarik kearah wajah dan menutup hidung bayi.

4.  Memeluk bayi atau menyusui bayi dalam kondisi mengantuk berat sebaiknnya dihindari, bahaya bila bayi hidungnya tertindih payudara ibu dan tidak bisa bernafas.

5. Jangan meninggalkan bayi dalam posisi tidur tengkurap dalam waktu lama tanpa pengawasan, sebaiknya tidurkan bayi terlentang.

6.  Menidurkan bayi di dalam boks harus dipastikan tidak ada kisi kisi atau celah yang dapat membuat bayi terjepit maupun terjatuh.

7. Tidak membiarkan bayi kedinginan karena dibaringkan dilantai dengan alas tipis, terkena kipas angin, atau suhu AC yang dingin (suhu aman AC  untuk bayi baru lahir berkisar antara 28 atau 29), kenakan topi pada kepala bayi, sarung kaki dan tangan. Suhu tubuh bayi dibawah 36,5 celcius perlu diwaspadai.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau