KOMPAS.com - Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat memicu efek, seperti penyakit jantung dan gangguan saraf. Lantas, bagaimana cara menurunkan tensi tinggi?
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Prima Almazini Sp JP, Subsp Eko (K) FIHA menganjurkan untuk minum obat penurun hipertensi sesuai dosis per hari sampai tekanan darah normal (di bawah 140 per 90 mmHg).
Baca juga: Apakah Tensi Tinggi Boleh Makan Daging Kambing? Berikut Anjuran Dokter
Selain minum obat hipertensi, menurunkan darah tinggi juga bisa diupayakan dengan menjalani gaya hidup sehat, seperti mengurangi garam dan gula, serta melakukan aktivitas fisik.
"Cara menurunkannya bisa dengan dua cara, pertama menerapkan intervensi gaya hidup seperti mengurangi garam dan gula, hingga melakukan aktivitas fisik. Kalau sudah tidak bisa terkontrol juga, maka harus dengan obat-obatan, obat-obatan itu diminum terus-menerus untuk menurunkan tekanan darah sampai batasnya normal 140 per 90," kata Prima dikutip dari Antara, Selasa (25/6/2024).
Prima mengatakan hipertensi adalah salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner sehingga orang yang memiliki riwayat penyakit tersebut harus menurunkan tekanan darahnya sampai batasnya normal.
Prima melanjutkan, kalau tekanan darah normal, maka kemungkinan untuk mengalami serangan jantung menjadi lebih kecil.
"Tapi kalau tekanan darah tinggi dibiarkan saja, tidak diobati atau diterapi, maka akan menyebabkan pembentukan plak di pembuluh darah ya, penyempitan, dan lama-lama bisa menyebabkan penyakit jantung koroner," kata Prima.
Prima kemudian memaparkan bahwa di dunia, setiap tiga detik ada yang meninggal karena penyakit jantung koroner atau stroke. Di Indonesia, 1 dari 10 orang meninggal dunia karena penyakit jantung koroner.
"Sehingga kita perlu melakukan upaya-upaya untuk menangani dan juga yang penting adalah untuk mencegah ya. Selain dari angka kematiannya yang tinggi, efeknya terhadap pembiayaan kesehatan juga sangat tinggi," kata Prima.
Baca juga: Apa yang Terjadi Jika Tensi Tinggi? Berikut Ulasannya...
Prima pun mewanti-wanti untuk masyarakat secara rutin mengecek tekanan darahnya, terutama bagi orang yang berusia 35 hingga 40 tahun ke atas dan memiliki riwayat keluarga yang menderita hipertensi.
"Contoh ada ayah ibu atau ada kakek-nenek yang darah tinggi. Maka keturunannya bisa jadi juga menderita darah tinggi sehingga perlu dicek terutama dalam usia 35 sampai 40 tahun ke atas ya, perlu dicek secara rutin untuk mengantisipasi secara dini," kata Prima.
Untuk mencegah hipertensi, Prima menganjurkan masyarakat untuk membatasi konsumsi gula kurang dari empat sendok makan per hari, konsumsi garam kurang dari satu sendok teh per hari, dan batasi makanan berlemak atau digoreng kurang dari lima sendok makan minyak perhari.
"Kurangi garam dan gula saat memasak, dan batasi juga konsumsi makanan olahan dan cepat saji. Makan ikan sedikitnya tiga kali per minggu dan makan lima porsi (antara 400 sampai 500 gram) buah-buahan dan sayuran per hari," kata Prima.
Adapun satu porsi yang dimaksud yaitu setara dengan satu buah jeruk, apel, mangga, pisang, atau tiga sendok makan sayur yang sudah dimasak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.