Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Langsing? Diet, Olah Raga, dan Tidurlah yang Sehat

Kompas.com - 05/04/2013, 11:35 WIB

KOMPAS.com - Selama ini kita berpikir bahwa tidur tidak membutukan tenaga, sehingga banyak tidur mengakibatkan kegemukan. Tapi ini tidak benar. Berbagai penelitian membuktikan bagaimana tidur yang cukup justru diperlukan untuk menjaga nafsu makan dan berat badan.

Penelitian terbaru yang dimuat pada jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences menemukan, tidur kurang dari 5 jam selama seminggu akan membuat kita mengonsumsi lebih banyak kalori. Sebagian besar peningkatan kalori diakibatkan oleh ngemil setelah makan malam. Jadi pada penelitian ini, ketika jam tidur dibatasi, para relawan justru makan/ngemil pada saat jam biologisnya justru menunjukkan waktu untuk tidur.

Penelitian yang dilakukan ilmuwan di University of Colorado ini menyertakan 16 orang pemuda/i. Mereka diminta untuk bermalam di kamar tidur yang telah diatur pencahayaan, suara dan disertakan juga alat-alat untuk mengukur fungsi-fungsi tubuh selama tidur. Kamar seperti ini populer juga disebut sebagai laboratorium tidur. Tak lupa, demi kepentingan penelitian, jumlah kalori makanan yang dikonsumsi juga diukur.

Tiga hari pertama, mereka diminta untuk tidur selama 9 jam. Selanjutnya para peserta dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama tidur 5 jam, sementara yang kedua tetap 9 jam selama lima hari. Para peserta disediakan berbagai makanan dan cemilan sepanjang penelitian. Setelah lima hari, mereka bertukar waktu tidur. Kelompok pertama jadi 9 jam, dan kelompok kedua jadi tidur 5 jam sehari.

Hasilnya, kelompok yang hanya tidur 5 jam, membakar 5 persen lebih banyak kalori dibanding yang tidur 9 jam. Tapi mereka juga makan 6 persen lebih banyak kalori. Mereka yang kurang tidur sarapan lebih sedikit, tapi ngemil jauh lebih banyak. Bahkan jumlah kalori dari cemilan yang dimakan lebih besar dari jumlah kalori makanan rutin.

Penelitian lain yang diterbitkan pada the Journal of Psychoneuroendocrinology juga menunjukkan efek kurang tidur pada penambahan berat badan. Penelitian ini menyediakan makanan yang disajikan secara prasmanan pada 16 orang relawan. Pertama saat mereka cukup tidur (8 jam) dan kedua kalinya setelah kurang tidur.

Hasilnya, saat kurang tidur ternyata mereka cenderung mengambil porsi makan lebih banyak dibanding saat cukup tidur. Para relawan ini juga melaporkan merasa lebih lapar dan setelah diperiksa ternyata memiliki kadar ghrelin yang meningkat. Ghrelin adalah hormon yang merangsang nafsu makan.

Setelah sarapan, peserta penelitian yang kurang tidur juga ngemil lebih banyak. Disimpulkan, kondisi kurang tidur akan mendorong seseorang untuk makan lebih banyak.

Penelitian terakhir mengingatkan pada sebuah penelitian setahun yang lalu,. Dalam pertemuan ilmiah American Heart Association, disajikan sebuah penelitian yang menunjukkan bagaimana kurang tidur akan meningkatkan konsumsi kalori kita.

Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa sekelompok orang yang kurang tidur memiliki kadar ghrelin yang tinggi dan leptin yang rendah. Sekali lagi, ghrelin adalah hormon yang meningkatkan nafsu makan, sedangkan leptin bertanggung jawab untuk menekan nafsu makan.

Penelitian-penelitian ini memperhatikan efek kurang tidur dengan peningkatan berat badan. Tetapi para ahli mengingatkan bahwa kita harus melihat lebih dalam. Bukan hanya pada jumlah tidur yang kurang, tetapi pada kantuk. Bagaimana pengaruh kantuk pada nafsu makan misalnya. Sebab ada banyak penyakit tidur yang menyebabkan orang terus mengantuk walau sudah tidur cukup.

Mendengkur misalnya. Mendengkur yang selama ini dianggap disebabkan oleh kegemukan, ternyata bisa terjadi sebaliknya, mendengkur menyebabkan kegemukan. Penelitian di Turki tahun 2005 tunjukkan bagaimana pendengkur dengan sleep apnea, henti nafas saat tidur, memiliki kadar ghrelin yang tinggi dan leptin yang rendah seperti orang yang kurang tidur.

Para ahli mengingatkan bahwa kenaikan berat badan dan kegemukan memiliki banyak faktor yang saling berkaitan. Dengan semakin banyaknya penelitian ilmiah yang menunjukkan hubungan kesehatan tidur dan berat badan, sudah saatnya kita tak hanya memikirkan olah raga dan diet. Masukkan juga kesehatan tidur dalam program penurunan berat badan Anda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com