Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/04/2013, 07:14 WIB

Jakarta, Kompas - Pola hidup sehat penting bagi penyintas kanker untuk menjaga jantung tetap sehat. Kemoterapi selama masa pengobatan membuat para penyintas kanker masuk dalam kelompok lemah jantung.

Hal itu dikemukakan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Budhi Setianto, dalam talkshow ulang tahun ke-10 Cancer Information and Support Center (CISC), Sabtu (20/4), di Jakarta. CISC adalah lembaga nirlaba bagi komunitas kanker di Indonesia. Hadir para penyintas kanker dari sejumlah kota, antara lain Jakarta, Batam, Manado, Bogor, dan Balikpapan. Hadir pula pasien yang tengah menjalani pengobatan kanker.

Menurut Budhi, kondisi lemah jantung pada penyintas kanker ada yang diketahui, ada yang tidak. Karena itu, penyintas kanker perlu menjalani pola hidup sehat untuk menjaga jantung.

Pola hidup sehat yang dimaksud Budhi, antara lain, tidak merokok, olahraga 30 menit setiap hari, mengonsumsi sayur dan buah, serta menjaga kadar kolesterol dan tekanan darah normal.

Dokter spesialis onkologi radiasi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Soehartati, mengatakan, pola hidup sehat juga penting bagi setiap individu. ”Pola hidup sehat menurunkan potensi kejadian kanker hingga 30 persen,” kata Soehartati.

Dokter spesialis paru dari Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Persahabatan, Agus Dwi Susanto, mengatakan, individu yang merokok berarti memasukkan racun berbahaya ke tubuh. Dalam sebatang rokok, kata Agus, terkandung 4.000 bahan kimia berbahaya, antara lain karbon monoksida seperti pada asap knalpot, arsenik seperti pada racun tikus, amonia, timbal, dan alkohol.

Di Indonesia, penyakit akibat rokok yang jadi penyebab kematian tinggi adalah tumor paru, tumor mulut dan tenggorokan, penyakit paru obstruktif kronik, stroke, serta penyakit jantung koroner. Rokok juga berdampak negatif bagi orang di sekitar perokok yang turut menghirup asap rokok (perokok pasif).

Kanker serviks

Dalam talkshow Kartini bertema ”Peduli Kanker Serviks” di RSCM Kencana pada hari yang sama, dokter spesialis obstetri ginekologi, Junita Indarti, mengingatkan perlunya vaksin human papillomavirus (HPV) pada anak perempuan sejak usia 10 tahun untuk mencegah kanker serviks.

”Infeksi HPV perlu 3-5 tahun untuk menyebabkan perubahan sel dan butuh 5-10 tahun lesi prakanker pada sel berkembang jadi kanker serviks,” katanya. Imunisasi bisa mencegah perkembangan virus penyebab kanker serviks. (DOE/K15)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Health
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Health
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Health
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Health
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Health
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Health
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Health
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Health
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau