Dokter spesialis kebidanan dan kandungan RS Bunda dr. Ivan Sini memaparkan, kemungkinan wanita mengalami inkontinensia urin meningkat setelah melahirkan hingga 25 persen. Sehingga bisa dikatakan satu dari empat wanita mengalami inkontinensia urin pasca kelahiran.
Ivan mengatakan, perubahan anatomi tubuh wanita pascamelahirkan merupakan penyebab terbesar gangguan ini terjadi. Otot-otot dinding pelvis yang menopang rahim dan kandung kemih mengalami perlemahan bahkan kerusakan akibat tekanan janin semasa hamil.
"Melemahnya otot-otot tersebut berdampak pada kesulitan dalam menahan berkemih," tutur Wakil Direktur Utama PT. Bundamedik ini dalam seminar bertema 'Risiko Setelah Melahirkan: Apa yang Tidak Anda Ketahui dan Wajib Diketahui' yang diadakan oleh Dermatix dan RS Bunda Jakarta, Rabu (12/6/2013) di Jakarta.
Selain menyebabkan inkontinensia urin, melemahnya otot-otot pelvis juga mengakibatkan peningkatan risiko vaginal prolapse atau yang dikenal dengan istilah awam "turun berok". Sejatinya vaginal prolapse yaitu keluarnya sebagian rahim dari mulut vagina akibat ketidakmampuan otot-otot pelvis dalam menopang rahim.
Kendati memiliki risiko-risiko yang membahayakan, namun Ivan mengatakan perlemahan otot-otot pelvis sebenarnya dapat diantisipasi sejak dini. Lantaran jika tidak, maka risiko-risiko ini dapat memberikan dampak jangka panjang yang mengurangi kualitas hidup perempuan.
Ivan mengungkapkan, cara mencegah risiko ini yaitu dengan cara olahraga dasar panggul dan senam kegel. "Caranya mudah, dapat dilakukan sendiri. Anda hanya tinggal mengontrol otot kemaluan untuk menutup dan menahannya beberapa detik dengan minimal sepuluh pengulangan. Lakukan setiap pagi ketika akan memulai aktivitas," tuturnya.
Sementara itu, jika sudah terjadi vaginal prolapse, maka diperlukan perbaikan vagina (vaginal repair). Ivan memaparkan perbaikan vagina dapat dilakukan dengan cara uroginekologis, operasi, dan pemasangan sling atau penahan buatan yang dimasukkan ke dalam saluran kemih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.