Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

12 Rambu Melatih Kebiasaan Anak Makan Sehat

Kompas.com - 13/06/2013, 13:30 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

Sumber

"Membuat anak mau makan hidangan bernutrisi seperti layaknya main bola. Kita tidak boleh menyerah pada kesempatan pertama," kata Fredericks. Sambil menunggu anak mau makan, orangtua bisa meminta multivitamin dengan mineral untuk mengganti asupan nutrisi anak.

2. Beri anak makan kapan saja

Jika Anda memberi makan kepada anak hanya ketika mereka lapar atau minta makan justru bakal menyulitkan mereka untuk mau duduk dan makan saat jadwalnya tiba. Apalagi jika anak terbiasa boleh makan kapanpun. Penjadwalan akan membuat anak makan lebih teratur, termasuk untuk camilan dan makan utama.

3. Bikin menu dadakan saat anak menolak

Seringkali anak tak mau makan hidangan yang sudah dimasak ibu. Sehingga, sebagian ibu akhirnya memilih menyiapkan masakan lain untuk anaknya yang bisa dibuat dalam waktu singkat. Menurut hasi studi University of Tennessee, sekitar 70 persen ibu dengan anak berusia 16 bulan melakukan hal ini.

Membuat makanan alternatif tidak memberi dampak positif pada anak. Anak akan semakin sering menolak makanan buatan ibu, dan orangtua makin tidak kuasa menolak. Akhirnya ibu terbiasa membuat hidangan terpisah untuk anaknya.

4. Memaksa anak

Paksaan akan melahirkan penolakan. Satter mengatakan, anak menyantap hidangan karena menikmatinya bukan karena paksaan. "Buatlah anak bahagia. Ketika anak merasa senang, mereka akan menikmati suasana dan tertarik makan apa saja yang ada di meja,"katanya. Hal ini tidak bisa diperoleh lewat paksaan.

5. Jadikan makanan sebagai hadiah

Jangan gunakan makanan sebagai alat negosiasi. "Bila ini terjadi anak akan berfikir, apapun yang dijadikan tawaran lebih baik daripada yang seharusnya mereka makan,"kata Fredericks. Padahal usia 2 sampai 6 menjadi saat anak belajar kebiasaan makan yang baik. Fredericks menyarankan orangtua tetap santai, tenang, namun konsisten menghadapi anaknya yang sudah makan.

6. Hidangan pencuci mulut jadi menu spesial


"Jangan menjadikan menu pencuci mulut sebagai hidangan spesial. Hidangkan bersama makanan yang lain,"kata Satter. Dessert, kata Satter, memang lebuh mungkin disukai anak dibanding sayuran. Namun pelarangan akan membuat anak menunggu dan menganggapnya istimewa. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com