KOMPAS.com-Orangtua biasanya rela melakukan apa saja demi melihat anaknya makan hidangan yang sehat. Namun tak selalu mudah untuk membuat anak mau menyantap hidangan yang baik bagi tumbuh kembangnya. Perlu upaya serta komitmen yang kuat dari para orangtua untuk menanamkan kebiasaan yang sehat pada buah hati mereka.
Bila Anda orang tua yang masih memiliki balita, kiat-kiat berikut ini mungkin dapat diterapkan. Di bawah ini adalah poin-poin apa saja yang boleh dan tak boleh dilakukan untuk membentuk kebiasaan makan yang sehat pada anak.
Ini yang perlu dan boleh :
1. Coba makanan yang sama berulang kali
Ahli nutrisi anak, Ellyn Satter RD penulis Child of Mine: Feeding with Love and Good Sense mengatakan, kunci untuk membuat anak makan hidangan sehat adalah tidak memaksanya. Satter menyarankan orangtua bertanggung jawab pada apa (jenis), kapan, serta di mana anak-anak harus makan. Sementara anak yang memutuskan seberapa banyak dan apakah mereka akan menyantap hidangannya.
Satter mengatakan, anak perlu ditawari 15 sampai 20 jenis menu yang sama sebelum bisa menikmatinya. Seorang anak mungkin ingin melihat orangtuanya menyentuh, melihat, mencoba, dan menelan makanan tersebut. Sayuran menjadi tantangan sendiri bagi orangtua, Satter menyarankan orangtua untuk sabar jika baru gagal empat kali.
2. Prioritaskan makan bersama
Studi yang dilakukan University of Illinois pada 2011 menyatakan, anak yang makan bersama keluarga 5 kali seminggu makan lebih banyak sayur dan buah. Anak ini juga 25 persen lebih kecil menderita kekurangan nutrisi. Makan bersama keluarga juga menghindarkan anak dari obesitas. "Saat makan, jagalah kondisi tetap rileks dan menyenangkan. Dengan stres keseharian, hal ini bukan perkara mudah,"kata Satter.
3. Biarkan anak makan sendiri
Kepercayaan ini memberikan anak kemampuan serta kendali untuk mengonsumsi makanan apa dan seberapa banyak. Hal ini juga memberi anak pilihan untuk makan hidangan sehat. "Meski hanya menuang susunya sendiri akan memberi efek positif yang besar," kata pakar gizi Doris Frederiks RD. Menurut Fredericks, orangtua sebaiknya cukup membantu dan menanyakan apakah sudah kenyang.
Frederick juga menyarankan orangtua tidak memaksa anak makan seluruh hidangan di piring. Hal ini akan mengajarkan anak mengabaikan rasa lapar dan kenyang pada dirinya.
4. Bantu anak mengenal makanan
"Ikut merawat, memilih, dan memasak makanan akan membuat anak memotivasi makan hidangan yang dimasak," kata Fredericks. pengenalan ini juga bisa lewat menggambar, dongeng atau mewarnai berbagai jenis sayur dan buah.
5. Boleh sesekali memberi anak menu 'terlarang' yang kaya lemak dan gula
"Tak mungkin mengamankan anak dari makanan tinggi lemak dan gula. Semakin dilarang, anak akan makan semakin banyak," kata Satter.
Satter menyarankan orangtua menghidangkan makanan 'terlarang' pada saat tertentu. Hal ini akan membunuh rasa penasaran anak dan menghindarkannya dari makan 'hidangan' terlarang terlalu banyak.
6. Buatlah makan menjadi momen menyenangkan
"Bermain dan bentuklah sesuatu yang kreatif dengan makanan. Biarkan anak mengeksplor hidangannya,"kata Frederick. Hal ini akan memotivasi anak untuk makan hidangan sehat. Anak juga bisa melihat, menyentuh, dan mencium makanannya.
Ini yang tak boleh
1. Hanya sediakan menu yang disukai anak
Sebaiknya kombinasikan menu dengan jenis makanan yang tidak dan disukai anak-anak. Mereka mungkin tidak akan makan semua yang bermanfaat dalam piringnya.
"Membuat anak mau makan hidangan bernutrisi seperti layaknya main bola. Kita tidak boleh menyerah pada kesempatan pertama," kata Fredericks. Sambil menunggu anak mau makan, orangtua bisa meminta multivitamin dengan mineral untuk mengganti asupan nutrisi anak.
2. Beri anak makan kapan saja
Jika Anda memberi makan kepada anak hanya ketika mereka lapar atau minta makan justru bakal menyulitkan mereka untuk mau duduk dan makan saat jadwalnya tiba. Apalagi jika anak terbiasa boleh makan kapanpun. Penjadwalan akan membuat anak makan lebih teratur, termasuk untuk camilan dan makan utama.
3. Bikin menu dadakan saat anak menolak
Seringkali anak tak mau makan hidangan yang sudah dimasak ibu. Sehingga, sebagian ibu akhirnya memilih menyiapkan masakan lain untuk anaknya yang bisa dibuat dalam waktu singkat. Menurut hasi studi University of Tennessee, sekitar 70 persen ibu dengan anak berusia 16 bulan melakukan hal ini.
Membuat makanan alternatif tidak memberi dampak positif pada anak. Anak akan semakin sering menolak makanan buatan ibu, dan orangtua makin tidak kuasa menolak. Akhirnya ibu terbiasa membuat hidangan terpisah untuk anaknya.
4. Memaksa anak
Paksaan akan melahirkan penolakan. Satter mengatakan, anak menyantap hidangan karena menikmatinya bukan karena paksaan. "Buatlah anak bahagia. Ketika anak merasa senang, mereka akan menikmati suasana dan tertarik makan apa saja yang ada di meja,"katanya. Hal ini tidak bisa diperoleh lewat paksaan.
5. Jadikan makanan sebagai hadiah
Jangan gunakan makanan sebagai alat negosiasi. "Bila ini terjadi anak akan berfikir, apapun yang dijadikan tawaran lebih baik daripada yang seharusnya mereka makan,"kata Fredericks. Padahal usia 2 sampai 6 menjadi saat anak belajar kebiasaan makan yang baik. Fredericks menyarankan orangtua tetap santai, tenang, namun konsisten menghadapi anaknya yang sudah makan.
6. Hidangan pencuci mulut jadi menu spesial
"Jangan menjadikan menu pencuci mulut sebagai hidangan spesial. Hidangkan bersama makanan yang lain,"kata Satter. Dessert, kata Satter, memang lebuh mungkin disukai anak dibanding sayuran. Namun pelarangan akan membuat anak menunggu dan menganggapnya istimewa.