"Selama ini pengobatan panggul dan lutut dilakukan sendiri-sendiri oleh ahli bedah ortopedi, fisioterapis, ataupun ahli rehabilitasi. Padahal untuk mendapatkan kesembuhan pasien yang optimal, diperlukan pelayanan gabungan dari semua itu," ujar ahli bedah ortopedi dr Nicolaas C. Budhiparama, Jr. F.I.C.S dalam konferensi pers Third Annual Scientific Meeting of Indonesian Hip & Knee Society (IHKS) Jumat (23/8/2013) di Jakarta.
Gangguan pada panggul dan lutut dapat mengurangi mobilitas hingga kualitas hidup penderitanya. Pengobatan bertujuan untuk memperbaiki fungsi panggul dan lutut dengan cara konvensional ataupun bedah.
Menurut Nicolaas, pengobatan gangguan panggul dan lutut tidak hanya terdiri dari satu penanganan. Setelah diberikan satu terapi, pasien perlu melakukan penanganan lanjutan agar benar-benar sembuh.
"Misalnya, setelah mendapat perlakuan pergantian lutut. Jika tidak mendapatkan perlakuan lanjutan yang tepat seperti pengobatan, fisioterapi, atau rehabilitasi setelahnya, maka hasilnya tidak akan baik," paparnya.
Sayangnya, banyak ditemukan kasus pasien hanya satu kali berobat tanpa adanya penanganan lanjutan. Itulah yang membuat IHKS tergerak untuk kembali melakukan pertemuan tahunan guna pelayanan terintegrasi tersebut lekas terwujud.
"Begitu pula pada pasien yang berobat ke luar negeri. Kebanyakan setelah merasa sudah sembuh, mereka kembali ke Indonesia tanpa adanya penanganan lanjutan dari dokter-dokter di sini. Padahal sebenarnya mereka memerlukannya," tutur pendiri IHKS ini.
Ketua panitia Third Scientific Meeting of IHKS dr Edi Mustamsir, SpOT mengatakan, bertemunya ahli bedah ortopedi, olahraga medik dan artoskopi, dan pakar-pakar lainnya dalam sebuah forum diharapkan dapat meningkatkan kekompakan mereka. Terutama, dalam hal memperbaiki kualitas kesembuhan dari pasien.
Adapun IHKS dibentuk sebagai wadah dokter bedah tulang untuk berkumpul, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga bisa memenuhi semua kebutuhan pasien di Indonesia. Dengan adanya IHKS, diharapkan pasien tidak lagi berobat ke luar negeri karena fasilitas dan kemampuan dokter-dokter ortopedi di Indonesia sudah setara dengan dokter-dokter di ASEAN.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.