Pakar gastroenterologi dan pendiri Digestive Centre for Women di Washington D.C, Dr. Robynne Chutkan menjelaskan, penyebab utama dari keluhan ini adalah usus wanita yang lebih panjang ketimbang pria.
Usus besar (colon) wanita memiliki ukuran lebih panjang 10 sentimeter. Chutkan mengibaratkan saluran pencernaan ini sebagai tali temali yang rumit bagi wanita dan sepatu kuda yang simple bagi kaum pria.
Usus dengan ukuran lebih panjang memang bertujuan agar wanita dapat menyerap lebih banyak cairan saat melahirkan. "Wanita harus memastikan cairan amniotik (plasenta) selalu dalam keadaan penuh. Kondisi ini didukung sirkulasi dan volume darah yang meningkat selama kehamilan," kata Chutkan.
Selain panjang usus, mudahnya wanita kembung juga karena bentuk panggul yang berbeda. Chutkan menjelaskan, bentuk panggul wanita lebih bulat dibanding pria. Akibatnya, usus besar wanita lebih banyak mengisi panggul dibanding pria. Sementara rahim, tuba falopi, dan indung telur berada di atasnya. Sedangkan pada pria, posisi ini hanya ditempati prostat.
Selain dari sisi fisik, Chutkan juga menyebutkan hormon sebagai faktor penting penyebab kembung. Kadar testosteron yang lebih tinggi pada pria menyebabkan dinding perut mereka lebih kuat. Sehingga usus yang ada lebih kokoh berada di posisinya.
Sedangkan wanita memiliki dinding perut yang lebih lemah, akibat komposisi hormon yang dihasilkan. Hal ini mempengaruhi posisi usus, sehingga menyebabkan wanita lebih sering kembung. Kehamilan yang terjadi, membuat kondisi ini makin parah.
Dengan kondisi ini, menurut Chutkan, masalah kembung bukanlah isu remeh bagi wanita. Fluktuasi hormon esterogen dan progesteron pada wanita mempengaruhi saluran pencernaan, yang kemudian menyebabkan kembung.
"Pemberian suplemen serat tidak menyelesaikan masalah kembung yang diderita wanita. Hal ini dikarenakan masalahnya ada pada dasar panggul. Pemberian suplemen akan membuat masalah semakin parah," kata Chutkan.
Sedangkan terkait sembelit, Chutkan menjelaskan, hal ini bisa dikarenakan lemahnya dasar panggul. Keadaan ini disebabkan kelahiran anak dan proses penuaan yang terjadi pada wanita.
Kembung sebetulnya merupakan sindrom masalah pada usus. Kembung dapat dipicu oleh stres, antibiotik, atau kebiasaan mengunyah permen karet
Saat kembung biasanya perut hanya akan membengkak beberapa inchi. Namun pada beberapa orang pembengkakan bisa beberapa kali lipat. Kondisi mereda setelah semalam sebelum tiba serangan berikutnya.
Bagaimana hormon mempengaruhi kembung ?
Fluktuasi hormon dalam siklus bulanan menjadi pemicu utama kembung. Menurut konsultan konsultan kebidanan dan kandungan di BMI The Sloane Hospital, London, Leila Hanna, fluktuasi hormon menyebabkan otot perut menjadi rileks dan mengakibatkan kembung.
"Beberapa wanita mengalami perut kembung sebelum periode bulanan. Hal ini dikarenakan meningkatnya level progesteron," kata Leila.
Selama ovulasi, jelas Leila, indung telur memproduksi lebih banyak progesteron yang menyebabkan otot perut rileks. Kondisi otot yang tak sekencang biasanya inilah yang menyebabkan perut kembung. Kondisi makin parah saat menjelang menopause.
Fluktuasi hormon juga menyebabkan otot usus menjadi rileks. Akibatnya usus menyalurkan lebih sedikit makanan dibanding biasanya ke dalam saluran pencernaan. Hal ini bisa menyebabkan konstipasi yang memicu kembung.
Walaupun terdengar menyebalkan, kembung ini bisa diatasi. Hanna menyerankan wanita rutin mengkonsumsi serat untuk mengatasi kembung akibat efek fluktuasi hormon.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.