Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/10/2013, 16:06 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com - Banyak anjuran dan kepercayaan yang berkembang di sekitar kita tentang aturan makan bagi wanita dalam masa nifas atau pascabersalin. Maklum saja, masa ini merupakan masa pemulihan fungsi tubuh kembali normal seperti saat sebelum melahirkan. Hanya saja, anjuran yang beredar seringkali belum tentu benar.

Salah satu contoh anjuran yaitu melarang ibu nifas minum banyak air untuk mempercepat pemulihan penyembuhan luka. Ada juga yang mengatakan, minum banyak air akan meningkatkan risiko inkontinensia urin pada ibu nifas. Ini karena otot-otot rahim belum kuat untuk menyangga urin agar tidak keluar dari salurannya.

Lantas, benarkah anjuran tersebut? Ataukah hanya mitos belaka? Menurut Bidan Romana Tari, anjuran tersebut keliru. Pasalnya tubuh ibu nifas justru membutuhkan banyak cairan terutama mengganti cairan tubuh yang hilang baik saat mengalami perdarahan, keringat, untuk pembentukan ASI.

"Bila cairan tubuh ibu nifas tidak tercukupi, maka akan terjadi kekurangan cairan, mengalami panas dan produksi ASI sedikit," tulisnya dalam laman Kompasiana beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut Romana menjelaskan, bila setiap selesai minum ibu nifas akan sering buang air kecil justru lebih baik. Tidak perlu khawatir jahitan pada daerah perineum (luka jahitan jalan lahir) akan basah dan tidak sembuh. Justru sebaliknya, semakin sering dibersihkan terutama dengan sabun dan air lalu dikeringkan setiap buang air kecil, maka jahitan akan segera pulih.

Perawatan luka pada jalan lahir berbeda dengan jahitan pada bagian tubuh yang lain misalnya pada tangan. Luka di jalan lahir dijahit dengan benang khusus yang cukup kuat dan bagian dalam luka  (otot) benangnya akan menyatu dengan tubuh sedangkan bagian luar (kulit) jahitan  akan lepas sendiri lalu mengering.
 
Romana menyarankan, sebaiknya ibu nifas minum air putih yang cukup kurang lebih delapan gelas sehari disertai dengan asupan susu maupun jus buah.

Senada dengan Romana, ahli gizi klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Inge Permadhi, SpGK mengatakan, setelah melahirkan ibu justru membutuhkan asupan air lebih banyak dari orang dewasa pada umumnya. Ini karena pengeluaran air dari tubuh juga semakin banyak, khususnya dari air susu.

"Bila orang dewasa sehat membutuhkan air 2000-2500 mL sehari, ibu menyusui perlu ditambah sekitar 800 mL lagi," paparnya saat ditemui Kamis (10/10/2013) lalu di Jakarta.

Kendati demikian, Inge menekankan pada perlunya menyesuaikan kebutuhan air dengan kesehatan masing-masing orang. Anjuran minum 2000-2500 mL tersebut adalah untuk orang dewasa sehat pada umumnya, kebutuhan setiap orang bisa jadi berbeda.

"Jika ditemukan keadaan-keadaan tertentu pada ibu setelah melahirkan, maka perlu dikonsultasikan pada dokter berapa kebutuhan minum air yang tepat," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com