KOMPAS.com - Angka kejadian kanker penis meningkat hingga 20 persen dalam 30 tahun terakhir, demikian menurut sebuah studi baru. Para ahli berpendapat, alasan utama kenaikan ini dikarenakan perubahan pada perilaku seksual sehingga orang lebih banyak terpapar oleh Human Papilloma Virus (HPV) dan rendahnya tingkat sunat pada laki-laki.
Para peneliti mengatakan, paparan HPV yang berkaitan dengan kutil kelamin berhubungan dengan peningkatan enam kali risiko kanker penis. Angka kejadiannya pun meningkat dengan cepat pada pria antara tahun 1970 hingga 2009, dan 30 persen selama 2000-2009.
Studi baru yang dipublikasi dalam jurnal Cancer Causes Control ini menegaskan, pria perlu menyadari gejala dari penyakit ini yang seringkali diragukan sebagai tanda dari infeksi menular seksual.
Rebecca Porta, kepala eksekutif dari yayasan yang mendukung studi tersebut mengatakan, studi ini menunjukkan angka kejadian dari kanker ini meningkat dan belum mendapat banyak perhatian. "Tidak seperti kanker pada umumnya, kanker penis terbilang jarang dan banyak pria yang malu dan tidak dapat untuk membicarakan secara terbuka," ujarnya.
Menurut Porta, kondisi tersebut akan memicu perasaan terisolasi, padahal dukungan merupakan hal yang sangat penting pada pasien kanker. Oleh karena itu, penting bagi pria untuk menyadari tanda-tanda awal dan gejala dari penyakit.
"Dan jika merasa mengalaminya, pria perlu segera meminta bantuan tenaga medis," tandas Porta.
Kanker dapat berkembang pada bagian penis manapun, namun yang paling umum terjadi pada kulit dan kepala penis. Penyebab pasti kanker penis belum diketahui, namun berbagai faktor telah dikaitkan dengan peningkatan risikonya.
HPV penyebab kutil kelamin berhubungan dengan peningkatan enam kali kanker penis. Dari sekitar 100 tipe HPV, hanya ada dua strain yang menyebabkan kanker penis, yang juga berhubungan dengan kanker tenggorokan, serviks, dan dubur.
Menurut peneliti, risiko seorang pria menderita kanker penis meningkat jika mereka merokok. Ini karena merokok merupakan faktor pendukung yang meningkatkan risiko perkembangan infeksi HPV ke lesi prakanker dan kanker penis invasif. Ditambah lagi, senyawa kimia beracun yang ditemukan dalam tembakau dikeluarkan melalui urine sehingga memapar kulit penis yang memicu terjadinya kanker.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.