KOMPAS.com - Agen pembasmi bakteri berbahaya mungkin sangat dekat dengan kita, yaitu berada di dapur sendiri. Para peneliti mengatakan, cuka pada umumnya mungkin adalah solusi murah, tidak beracun, namun efektif dalam membunuh mikobakteri resisten obat, termasuk bakteri yang menyebabkan penyakit tuberkulosis (TB).
Meskipun peneliti seringkali menggunakan pemutih klorin untuk membersihkan bakteri TB pada permukaan benda, namun mereka menegaskan bahwa zat tersebut juga bersifat racun dan korosif. Sementara itu, penggunaan desinfektan dinilai terlalu mahal, apalagi di negara-negara miskin yang angka kejadian TB-nya cukup tinggi.
Mereka pun kemudian menemukan asam asetat, bahan aktif dalam cuka bisa berperan sama seperti pemutih klorin. Studi yang dipublikasi dalam jurnal mBio ini mengungkap cuka bahkan juga lebih murah dan efektif.
"Mikobakteri dikenal sebagai penyebab TB dan lepra, namun mikobakteri lain juga umum di lingkungan, bahkan di air keran, dan resisten terhadap desinfektan," ujar penulis studi senior Howard Takiff dari Institut Ilmu Investigasi di Caracas, Venezuela.
Takiff mengatakan, jika mengontaminasi saat operasi badah rekonstruksi atau estetika, mikobakteri dapat menyebabkan infeksi yang serius. Bakteri ini juga resisten terhadap kebanyakan antibiotik dan membutuhkan berbulan-bulan terapi untuk sembuh, serta meninggalkan bekas luka.
"Banyak tempat penyedia layanan bedah estetika yang tidak menyediakan disinfektan yang efektif. Padahal bakteri ini merupakan patogen, lalu bagaimana menyingkirkan mereka?" ujarnya.
Tim peneliti secara tidak sengaja menemukan, cuka bisa membunuh mikobakteri dengan mengetesnya pada obat yang perlu dilarutkan dulu dengan asam asesat. Hasilnya, mereka pun menyadari bahwa tanpa obat pun asam asetat sudah dapat membunuh bakteri.
"Negara-negara khususnya negara miskin membutuhkan disinfektan untuk membasmi bakteri TB yang murah dan efektif. Untuk itu, pembasmian bakteri dengan cuka ini merupakan penemuan yang menarik,
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.