Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghadapi Perbedaan Gairah Seksual Pasangan

Kompas.com - 29/04/2014, 17:15 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis


KOMPAS.com - Perbedaan dalam pernikahan adalah hal yang biasa. Agar hubungan tetap langgeng, tentu perbedaan tersebut harus dicari jalan tengahnya. Tak terkecuali dengan perbedaan minat dalam gairah seksual.

Tak sedikit pria yang mengeluh karena istrinya hanya mau bercinta seminggu sekali sementara sang suami ingin setiap hari. Ada juga istri yang kesal karena suaminya sulit diajak mencoba gaya baru ketika bercinta.

Dalam batas tertentu, perbedaan antara suami istri bisa menjadi pernikahan lebih berwarna. Perbedaan juga masih bisa dianggap wajar jika keduanya bisa mengomunikasikan perbedaan itu secara sehat.

Tetapi, perbedaan dalam hal seks seringkali sangat peka sehingga suami istri merasa bingung bagaimana cara membicarakannya. Komunikasi yang macet ini bisa menjadi ganjalan dalam rumah tangga karena membuat salah satunya merasa tidak terpuaskan.

"Perbedaan gairah atau minat hanya menjadi masalah jika salah satunya merasa tidak bahagia. Jika keduanya punya gairah yang rendah, maka mereka akan tertidur di malam hari," kata Irwin Goldstein, direktur San Diego Sexual Medicine.

Komunikasi adalah kunci utama untuk menyelesaikan masalah ini. Suami istri harus bersikap jujur dan terbuka terhadap keinginan dan harapannya.

Terkadang, masalahnya sudah sangat jelas dan hanya perlu dibicarakan. Kedua belah pihak juga harus mau saling mendengarkan masukan. Oleh sebab itu bicarakan masalah ini ketika keduanya sedang merasa nyaman.

"Mungkin pasangan sedang stres oleh pekerjaannya. Jika demikian maka langkah pertama adalah mundur sejenak dan jangan memaksanya. Biarkan hubungan seks menjadi hal yang bersifat rekreasi dan dinanti," kata Joy Davidson, psikolog.

Perbedaan prioritas juga bisa menjadi alasan mengapa irama seksual pasangan berbeda. "Misalnya salah satunya merasa hubungan seksual sangat penting dalam pernikahan dan yang lain melihatnya hanya sebagai bumbu dan tidak perlu diusahakan," ujarnya.

Mencari solusi atas masalah ini memang tidak mudah, terkadang butuh waktu yang lama. Intinya adalah menerapkan toleransi demi kebahagiaan bersama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau