Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/06/2014, 16:10 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis


KOMPAS.com -
Sering terdengar serangan jantung terjadi ketika menonton pertandingan sepak bola ketika tim kesayangan kalah. Penelitian itu juga mengatakan kemenangan tim kesayangan juga menurunkan tingkat kematian akibat serangan jantung.

Menjelang pertandingan besar sepak bola para dokter di benua Eropa selalu bersiap-siap menghadapi peningkatan panggilan gawat darurat, serangan jantung, kekerasan pada isteri, menyetir dalam keadaan mabuk, depresi, melukai diri sendiri bahkan bunuh diri.

"Semakin penting pertandingannya, semakin besar risikonya," kata Ute Wilbert-Lampert, peneliti dari the Munich University Clinic di Jerman Selatan sebagaimana dikutip dari kantor berita AFP.

Selama pertandingan Piala Dunia tahun 2006 lalu, timnya menemukan cardiac arrest atau jantung berhenti mendadak dan berdebar-debar di antara kaum pria di daerah Munich. Di kalangan wanita kasus jantungan itu meningkat dua kali lipat.

Jumlah kasus penyakit jantung itu meningkat ketika tim Jerman berlaga dan berpuncak ketika di perempat final melawan Argentina. Lalu meningkat lagi di semifinal melawan Italia dan kalah. Kedua pertandingan penting itu berakhir setelah perpanjangan waktu dan tendangan penalti.
Sementara di Inggris penelitian menemukan serangan jantung meningkat sebanyak 25 persen ketika Inggris kalah dari Argentina saat tendangan penalti di Piala Dunia 1998.

Peningkatan angka kejadian jantungan itu membuat para ahli jantung menganjurkan orang yang punya risiko stres gara-gara pertandingan bola untuk mengonsumsi obat-obatan receptor blocker, aspirin dan statin. Mereka bahkan mengajak mempertimbangkan terapi perilaku untuk menenangkan diri sebelum duduk di sofa dan nonton sepak bola.

"Kami menganjurkan pasien kami untuk tidak nonton pertandingan penting setelah serangan jantung atau jika mereka dinilai berisiko tinggi kena serangan jantung," kata Herve Douard, ahli penyakit jantung di University Hospital Clinic di Bordeaux.

Namun tidak semua pertandingan sepak bola mendatangkan mara bahaya untuk jantung. Sebuah penelitian terbaru seperti dilansir situs BBC menyarankan bahwa menonton pertandingan tim kesayangan yang menang dalam pertandingan penting malah memiliki efek yang sebaliknya untuk jantung.

Para peneliti itu melihat angka kematian karena serangan jantung di Perancis pada periode ketika tim nasional mereka menang 3-0 melawan Brazil di final Piala Dunia tahun 1998. Mereka menemukan pada pertandingan final terjadi penurunan signifikan jumlah orang yang meninggal karena serangan jantung. Serangan jantung pada pria angka rata-ratanya 33 pada lima hari sebelum dan mengikuti pertandingan final. Namun angka itu menurun menjadi 23 di hari pertandingan final.

Tren yang sama juga terjadi pada kaum wanita. Di hari-hari menjelang dan setelah pertandingan final, jumlah rata-rata kematian karena serangan adalah 28. Angka itu menjadi hanya 18 ketika hari pertandingan final.

Belinda Linden dari British Heart Foundation mengingatkan jangan terburu-buru mengambil kesimpulan dari penelitian itu. "Walaupun belum yakin, banyak orang tentu akan senang mendapati tim nasional mereka menang. Ini akan mengurangi risiko serangan jantung. Tapi ini tidak sesederhana itu," katanya.

"Pembentukan deposit lemak dalam pembuluh koroner yang menyebakan penyakit jantung koroner umumnya terbentuk selama bertahun-tahun dan sering merupakan hasil gaya hidup tak sehat seperti pola makan tak sehat, merokok dan kurang gerak. Jika gaya hidup seperti ini, serangan jantung dapat terjadi setiap waktu," kata Linden.

Para peneliti dari penelitian terakhir yang diterbitkan di The Journal Heart itu menduga mungkin ketiadaan aktivitas yang mengurangi stres saat pertandingan final dan ini menyebabkan penurunan jumlah serangan jantung di hari pertandingan final di Perancis. "Meskipun harus diingat bahwa sekitar 70 persen serangan jantung terjadi ketika sedang beristirahat," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau