Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/07/2014, 10:39 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

Sumber AP

KOMPAS.com - Ketika HIV/AIDS mulai merebak tahun 1980-an, terinfeksi HIV berarti lonceng kematian. Kini, setelah epidemi AIDS berlangsung lebih dari 30 tahun, orang-orang yang terinfeksi HIV bisa hidup panjang seperti mereka yang tidak tertular virus penyebab AIDS ini.

Sejak obat anti-HIV yang disebut antiretroviral (ARV) ditemukan, mereka yang terinfeksi HIV (ODHA) membaik kualitas hidupnya karena tetap sehat sehingga angka kematian pun bisa berkurang hingga setengahnya.

Obat ARV berhasil memotong angka kematian dari 18 per 1000 orang di tahun 1999-2001, menjadi 9 per 1000 orang pada tahun 2009-2011. Demikian menurut data dari 200 klinik di Eropa, Amerika Serikat, dan Australia.

"Hasil ini menunjukkan bukti penting manfaat ARV. Dengan terapi pengobatan yang efektif, usia harapan hidup orang yang terinfeksi HIV kini mendekati populasi normal," tulis peneliti dalam jurnal kedokteran The Lancet.

Obat ARV dikembangkan pada pertengahan tahun 1990. Ini merupakan obat kombinasi yang tidak membunuh Human Immunodeficiency Virus (HIV), tetapi memerlambat perkembangannya sebelum menjadi AIDS.

Sebelum ada obat ini, orang yang terinfeksi virus biasanya meninggal beberapa tahun kemudian. Penyebab kematian terutama adalah infeksi oportunis dan kanker yang mengambil kesempatan saat kekebalan tubuh rendah.

Penelitian terhadap 50.000 orang dewasa yang positif HIV menunjukkan bahwa komplikasi AIDS, tahap akhir dari infeksi HIV, merupakan penyebab utama kematian (29 persen). Kemudian diikuti dengan kanker non-AIDS (15 persen), penyakit liver (13 persen), serta penyakit kardiovaskular (11 persen).

Penurunan kematian pada ODHA akibat penyakit liver dan kardiovaskular bisa disebabkan oleh gaya hidup yang lebih sehat, misalnya tidak merokok dan minum alkohol, atau pun obat ARV yang tidak terlalu toksik.

Walau angka kematian bisa ditekan, tetapi bagaimana pun penyakit AIDS masih menjadi salah satu penyebab utama kematian.

"Kita harus menggunakan berbagai upaya untuk memastikan orang yang positif HIV disiplin meminum obat mereka sehingga mereka akan mendapatkan manfaatnya," kata Colette Smith, peneliti.

Diperkirakan 36 juta orang meninggal dunia akibat AIDS sejak penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada pertengahan tahun 1980.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau