Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Pelatihan Ketrampilan Bagi Keluarga Untuk Mencegah Penyalahgunaan Narkoba

Kompas.com - 12/09/2014, 10:09 WIB
advertorial

Penulis

Keluarga merupakan benteng utama dalam upaya mencegah anak-anak menjadi penyalahguna narkoba, oleh karena itu keluarga perlu memiliki ketrampilan agar dapat mencegah dan membentengi anak dari kemungkinan  menjadi penyalahguna narkoba. Hubungan keluarga (orang tua dan anak) yang dekat, serta kepedulian orang tua terhadap anak, menjadi faktor yang mendukung ketahanan anak selama proses pertumbuhan anak sampai mereka menjadi dewasa.

UNODC (United Nations Office on Drugs Crime) dalam kajian komprehensip terkait dengan program pelatihan ketrampilan di bidang pencegahan, menjadikan “Keluarga” sebagai salah satu Target Group dalam upaya dini untuk mencegah anak dari penyalahgunaan narkoba, karena terdapat Evidence-Based keberhasilan pencegahan dengan Target Group “Keluarga”.

Terdapat faktor resiko di dalam keluarga, apabila terjadi pola komunikasi negatif di dalam keluarga (orang tua selalu menyalahkan anak, selalu mengkritik anak, dan ketiadaan pujian pada anak); tanpa sadar orang tua bersikap toleransi kepada anak dalam penyalahgunaan narkoba; lingkungan kehidupan keluarga yang kacau, dan/atau konflik antara orang tua (ayah dan ibu), pemutusan hubungan kerja, perceraian; orang tua menjadi penyalahguna narkoba, pecandu narkoba,  mentalnya terganggu,  serta terlibat dalam berbagai tindakan kriminal.Faktor resiko juga ada kaitannya dengan umur anak, gender, etnik, budaya, dan lingkungan.

Untuk membangun faktor protektif di dalam keluarga, orang tua perlu menjalani pola hidup sehat dan aman dalam kehidupan sehari-hari, berupaya untuk selalu dekat dengan anak, menciptakan suasana kehangatan dan saling percaya di antara anggota keluarga, serta melakukan supervisi dan memantau kegiatan setiap anggota keluarga, dan menerapkan disiplin di dalam keluarga secara konsisten dan efektif.

Ketiadaan faktor-faktor tersebut di dalam keluarga, menempatkan anak pada resiko munculnya berbagai persoalan kesehatan dan sosial termasuk persoalan penyalahgunaan narkoba.

Secara umum tujuan program pelatihan ketrampilan pencegahanbagi keluarga adalah untuk memperkuat keluarga membangun faktor protektif di dalam keluarga, sehingga mengurangi resiko anak terlibat dalam berbagai persoalan kesehatan, sosial, termasuk menjadi penyalahguna narkoba; untuk mewujudkan hubungan keluarga yang positif; agar orang tua mampu melakukan supervisi dan memantau berbagai giat anggota keluarga khususnya anak; agar orang tua mampu mengkomunikasikan nilai-nilai keluarga kepada anggota keluarga, mampu mendorong anak untuk meraih impian dan cita-cita, serta tujuan hidup mereka.

12 (dua belas) Prinsip Program Pelatihan Bagi Keluarga

1.  Pelatihan ketrampilan pencegahanyang dilaksanakan bagi keluarga dilaksanakan berbasis teori.  Terdapat 2 (dua) Tipe Teori yaitu teori yang membahas problema utama, faktor penyebab utama anak menjadi penyalahguna narkoba (Teori Penyebab); dan teori tentang bagaimana cara merubah perilaku anak yang bersangkutan (Teori Perubahan).

2.   Program pelatihan ketrampilan yang dilaksanakan harus berdasarkan assesment terhadap Target Group mencakup a.l. kebutuhan dan karakteristik anak, anggota keluarga, umur anak, serta sumber daya yang tersedia. Pemilihan program pelatihan didasarkan pada pemahaman terhadap situasi yang akurat.

3.     Program pelatihan yang dilaksanakan harus cocok dengan tingkat resiko dari target populasi. Program tersebut bisa dilaksanakan kepada target populasi yang tidak memiliki resiko (universal programmes) dan ke target populasi yang memiliki resiko (selective programmes). Untuk target populasi yang memiliki resiko tinggi, program bisa dimulai lebih awal dalam siklus kehidupan anak (prenatally atau early childhood).Cara demikian lebih efektif.

4.  Program yang dilaksanakan harus sesuai dengan umur dan tingkat perkembangan anak di dalam target populasi. Programnya akan berubah sesuai dengan tingkat perkembangan dan umur anak.

5,     Intensitas dan jangka waktu pelaksanaan program harus cukup/memadai sehingga mampu merubah perilaku anak. Jangka waktu tersebut bervariasi bergantung pada tingkat resiko kelompok yang menjadi sasaran pelaksanaan program (target group).

6.   Sesi program pelatihan yang dilaksanakan harus menggunakan metode teknik interaktif, melibatkan peserta tidak lebih dari 8 – 12 keluarga dalam satu kelompok, agar keluarga memiliki kesempatan untuk mempraktekan ketrampilan yang mereka peroleh selama masa pelatihan.

7.  Evidence-based menunjukan Target Group intervensi terdiri dari 4 – 14 keluarga dalam satu kelompok pelatihan cukup efektif. Bagi kelompok target yang memiliki resiko tinggi, sesi dilaksanakan sebanyak 10 -15 kali.

8.   Program yang dilaksanakan harus dapat membantu orang tua dengan ketrampilan, serta peluang untuk memperkuat hubungan keluarga yang positif, termasuk kemampuan untuk melakukan supervisi dan memantau kegiatan anggota keluarga, serta membantu orang tua untuk mengkomunikasikan nilai-nilai keluarga dan kepada anak.Program yang dilaksanakan juga harus fokus ke keluarga yang direkrut dan akan tetap dipertahankan dalam pelatihan (untuk pemantauan dan evaluasi), termasuk menjangkau mereka yang berada dalam titik transisi (anak yang mulai masuk sekolah, orang tua yang baru memulai pekerjaan baru, anak yang baru mengikuti program terapi narkoba, serta perubahan di dalam keluarga seperti hadirnya anggota baru, perceraian orang tua, orang tua yang kehilangan pekerjaan).

9.  Target kelompok untuk mengikuti program pelatihan harus dipilih berdasarkan tingkat bukti kesuksesan (Evidence-Based)untuk penerapan program yang sama (yang diadaptasi), sesuai dengan kondisi dan lingkungan target kelompok (yang dipilih), untuk memastikan program pelatihan berlangsung efisien dan efektif.

10.  Program yang dilaksanakan agar direplikasikan dengan proses yang sistematis ke kelompok yang berbeda, namun harus diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan sosial budaya dan ekonomi kelompok target  yang bersangkutan (kelompok baru).

11.   Program pelatihan yang dilaksanakan juga harus menyediakan pelatihan yang memadai kepada para pimpiman kelompok (Group Leader). Waktu yang diperlukan untuk pelatihan Group Leader antara 2 – 3 hari bagi 10 – 30 calon Group Leader.

12.   Program pelatihan yang dilaksanakan termasuk juga komponen evaluasi (mengapa anggota kelompok meninggalkan program, mengapa mereka tetap tinggal di dalam kelompok dan tekun mengikuti program, dsb) dan pemantauan terhadap pelaksanaan program untuk tujuan perbaikan dan penyempurnaan program ke depan (Yappi Manafe-Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional).

Mau tahu informasi lebih lanjut tentang narkoba? klik di sini
Jika anda ingin ikut survei tentang bahaya narkoba? klik di sini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau