Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/09/2014, 14:16 WIB
Dian Maharani

Penulis


KOMPAS.com – Rasanya tak lagi dapat dihitung bahaya merokok bagi kesehatan. Tak hanya berbahaya bagi perokok itu sendiri. Perokok pasif atau mereka yang hanya menghirup asap rokok pun bisa terkena dampaknya. Sejumlah organ tubuh manusia dapat rusak akibat merokok. Salah satunya adalah pada otak yang bisa menyebabkan kepikunan atau demensia.

Executive Director Alzheimer’s Indonesia  DY Suharya mengatakan, perokok lebih berisiko terserang kepikunan. Bahkan, penelitian terbaru oleh WHO menunjukkan bahwa perokok mempunyai risiko 45 persen  lebih tinggi terserang kepikunan dibanding yang tidak merokok.

Penyakit pikun yang salah satunya disebabkan karena bahaya rokok adalah alzheimer. Alzheimer merupakan penurunan daya ingat dan kemampuan mental yang umumnya diderita oleh usia lanjut. Diperkirakan sebanyak 14 persen penderita alzheimer disebabkan karena rokok.

“WHO memperingatkan bahwa perokok pasif juga berisiko terserang pikun,” kata Suharya di Erasmus Huis, Jakarta, Rabu (10/9/2014).

Kandungan nikotin pada rokok membuat perokok mengalami penurunan fungsi kognitif lebih cepat dibanding yang tidak merokok.

Selain mengalami gangguan daya ingat, penderita alzheimer biasanya sulit fokus, tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa, sulit membedakan warna, dan mengalami gangguan komunikasi pada orang terdekatnya sekalipun.

Direktur Utama Rumah Sakit Cipto Mangunkusmo (RSCM), Czeresna Heriawan Soejono menambahkan, mereka yang berpotensi terserang alzheimer yaitu penderita tekanan darah tinggi, diabetes melitus, resistensi insulin, dislipidemia, obesitas, gagal jantung, serta hiperkoagulasi dan hiperagregasi trombosit. Faktor risiko ini pun dapat dicegah jika Anda melakukan penyembuhan terhadap penyakit tersebut.

“Kurangi asupan garam, asupan berlemak, lakukan perencanaan makan yang baik, dan latihan fisik,” terang Heriawan.

Heriawan yang merupakan dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan geriatri ini mengatakan, faktor yang tidak dapat dihindari adalah usia lanjut, jenis kelamin, dan kondisi genetik.

Sejauh ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit alzheimer. Obat hanya memperlambat penurunan fungsi kognitif pada manusia. Penderita alzheimer berusia lanjut akan membawa penyakit ini hingga akhir hidupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com