Absen menyikat gigi di malam hari bukan hanya membuat nafas tidak segar, tapi juga mempercepat timbulnya plak, tumpukan bakteri, yang bisa menyebabkan gigi berlubang dan penyakit gusi.
"Cobalah di pertengahan hari Anda 'menyapu' gusi Anda dengan lidah dari sisi kanan ke kiri. Rasa lengket dan seperti ada selubungnya merupakan pertanda plak," kata Deepinder "Ruchi" Sahota, juru bicara asosiasi dokter gigi Amerika.
Menurut Sahota, kebiasaan menyikat gigi dapat menyingkirkan bakteri yang menempel di gusi. Bila bakteri tersebut tidak disingkirkan, mereka akan mulai merusak gigi.
Semakin lama sebuah plak ada di satu tempat yang sama, plak tersebut akan berubah menjadi tartar, sesuatu yang keras, berwarna kuning, dan kasar yang berada di sela gigi. Tartar dapat menyebabkan radang dan gusi berdarah. Risikonya adalah gigi tanggal.
Tidak ada batasan jelas kapan sebuah plak mencapai tingkat terparahnya. Menurut Sahota, langkah yang tepat adalah membiasakan diri menyikat gigi dua kali sehari. "Jangan biasakan menyikat gigi hanya sekali," katanya.
Selain itu, teknik menyikat gigi yang salah juga dapat mendatangkan dampak yang tak kalah berbahaya.
Sahota menyarankan untuk menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride dan sikat gigi yang bulunya halus. Sikat gigi selama dua menit dan harus mencapai seluruh bagian gigi.
ADA menganjurkan untuk menggunakan benang gigi (floss) satu kali dalam sehari. Berkonsultasi kepada dokter gigi secara rutin juga perlu dilakukan. Tujuannya untuk menyingkirkan kotoran yang tidak bisa dibersihkan sendiri, termasuk tartar tersebut.
Meski bisa membuat napas segar namun permen karet, mint, dan larutan kumur tidak dapat menggantikan peran menyikat gigi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.