Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hipospadia, Kelainan yang Sebabkan Pria Sulit Kencing Berdiri

Kompas.com - 13/11/2014, 07:55 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis


KOMPAS.com — Sebagian bayi laki-laki dilahirkan dengan kelainan bawaan pada saluran kemihnya, yang membuatnya tidak bisa buang air kecil dengan berdiri. Gangguan tersebut disebut juga dengan hipospadia.

Hipospadia merupakan bocornya saluran kencing di antara skrotum sehingga air seni tidak keluar melalui ujung penis.

"Jadi, lubang kencingnya itu terletak di sepanjang bawah atau batang penis, atau di antara batang penis dan skrotum," kata dr Arry Rodjani, spesialis urologi, dari Departemen Urologi FKUI/RSCM Jakarta, ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (12/11/2014).

Hipospadia diderita 1 dari 250 kelahiran bayi laki-laki. Penyebabnya sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Namun, menurut Arry, ini disebabkan oleh gangguan hormon androgen saat kehamilan.

"Ada dugaan ini terkait dengan gaya hidup modern pada wanita, seperti paparan aerosol pada kosmetik, pewangi, dan sebagainya," katanya.

Secara umum, terdapat beberapa tanda hipospadia, yakni lubang kencing tidak berada di ujung penis, kulit kulup tidak menutup sempurna, biasanya lebih banyak di bagian atas sehingga mirip jengger, dan jika ereksi penis akan bengkok.

"Hipospadia ini ada beberapa derajat keparahannya. Karena itu, penanganannya juga disesuaikan dengan berat ringannya kelainan," ujarnya.

Penanganan utama hipospadia adalah lewat jalan operasi. Namun, jika kelainannya sangat ringan, misalnya anak bisa pipis sambil berdiri dan penisnya tidak bengkok, tidak diperlukan operasi.

Menurut Arry, karena kelainan ini sudah langsung diketahui sejak bayi lahir, operasi sebenarnya bisa dilakukan saat bayi berusia 6-18 bulan. "Tapi, kalau terlalu kecil penis anak belum terlalu besar sehingga harus dimanipulasi dengan hormon biar agak besar sedikit. Pada dasarnya, operasi sebaiknya dilakukan sebelum anak masuk sekolah agar anak tidak merasa minder," katanya.

Operasi hipospadia bukanlah operasi ringan. Karena itu, diperlukan ahli urologi yang kompeten untuk melakukan operasi ini. "Tujuan operasi adalah mengusahakan agar fungsi berkemih anak senormal mungkin dan juga tujuan kosmetik, yakni agar tampilan penis tampak seperti habis disunat," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau