Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ASI Terhambat, Jangan Langsung Beri Susu Formula

Kompas.com - 06/12/2014, 12:10 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
– Air susu ibu (ASI) merupakan makanan alami terbaik bagi bayi. Bayi dapat tumbuh sehat dan cerdas jika mendapat ASI eksklusif minimal 6 bulan dari awal kelahirannya. Pemberian ASI eksklusif pun tak hanya memberi manfaat untuk bayi, tetapi juga sang ibu.

Sayangnya, tak semua ibu bisa menghasilkan ASI berlimpah. Sering kali aliran ASI terhambat atau tidak lancar. Menyikapi hal ini, Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Mia Sutanto menyarankan agar ibu menyusui tak langsung beralih memberikan susu formula, melainkan mencari donor ASI terlebih dahulu. Mia pun menanggapi positif jika kebutuhan donor ASI meningkat.

“Masyarakat semakin sadar kalau ada hambatan atau gangguan dalam memberikan ASInya sendiri enggak perlu langsung beralih ke susu formula. Ada opsi lain, yaitu tetap ASI walaupun ASI ibu lain,” ujar Mia saat ditemui dalam acara Indonesia Maternity, Baby, and Kids Expo di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (5/12/2014).

Namun, donor ASI hanya solusi jangka pendek ketika produksi susu yang tidak lancar. Untuk mengatasi hal itu, sang ibu perlu didampingi konselor menyusui. Jika masalah ASI teratasi, sang ibu bisa kembali menyusi bayinya.

Pemberian donor ASI juga bisa dilakukan untuk bayi yang ibunya telah meninggal dunia, atau saat ibu sakit. Masalah ini menjadi prioritas pemberian donor ASI. Menurut Mia, donor ASI sebaiknya didapatkan dari satu lingkaran keluarga terdekat terlebih dahulu. Jika tidak ada, bisa mencari donor ASI dari teman dekat, kemudian dari orang lain.

Menurut Mia, manfaat dan pemberian ASI eksklusif harus terus disosialisasikan. Ia mengungkapkan, berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, cakupan pemberian asi eksklusif di Indonesia masih di bawah 50 persen, yakni sekitar 43 persen.

Ia menjelaskan bahwa banyak faktor yang menyebabkan kegagalan pemberian ASI eksklusif. Faktor utama adalah minimnya edukasi maupun informasi mengenai manfaat ASI. Menurut Mia, pasangan muda yang akan memiliki anak harus mengetahui manfaat ASI, bagaimana menyusui yang tepat sehingga ASI berlimpah, dan agar bayi mium ASI dengan optimal.

Faktor lainnya yaitu gencarnya promosi susu formula untuk bayi. Banyak pasangan muda yang mudah tergoda memberikan susu formula jika tidak mengetahui pentingnya pemberian ASI eksklusif.

“Hak ibu menyusui jangan diganggu oleh promosi susu formula. Masih banyak ibu-ibu pulang dari rumah sakit, lalu ditelepon sales yang menawarkan susu. Itu harusnya tidak boleh terjadi,” kata Mia.

Mia mengatakan, pemberian ASI eksklusif harus mendapat dukungan dari suami, keluarga, rekan kerja, hingga tenaga kesehatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Health
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Health
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Health
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Health
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Health
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Health
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Health
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Health
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Health
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Health
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Health
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Health
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Health
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Health
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau