Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/02/2015, 16:47 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
– Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) masih melakukan investigasi terhadap kasus dugaan tertukarnya label obat anestesi Buvanest Spinal dengan asam tranexamat produksi PT Kalbe Farma. Hasil sementara, BPOM menemukan potensi tertukarnya label obat pada saat proses produksi.

"Kami mendatangi sarana produksi, bagaimana penerapan cara pembuatan obat yang baik (CPOB). Di sana kami menyampaikan terdapat potensi terjadinya mix up (tercampur) karena penerapan CPOB belum sepenuhnya seperti  yang diharapkan," terang Kepala BPOM Roy Sparingga di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Rabu (18/2/2015).

Atas kasus ini, BPOM tak hanya membekukan izin edar Buvanest Spinal dan asam tranexamat, melainkan juga menghentikan proses fasilitas produksi untuk larutan injeksi PT Kalbe Farma

"Fasilitas produksi kita hentikan bukan hanya Buvanest sambil kami melakukan investigasi mendalam," lanjut Roy.

Sebelumnya, Presiden Direktur PT Kalbe Farma Irawati Setiady mengatakan bahwa pihaknya telah menerapkan CPOB. Menurut dia, selama lebih dari 7 tahun produk Buvanest tidak pernah mengalami masalah.

Dua pasien di RS Siloam Karawaci, Tangerang meninggal dunia setelah diberi injeksi Buvanest Spinal produk PT Kalbe Farma. Namun, setelah tindakan itu kedua pasien mengalami gatal-gatal, hingga kejang. Pasien adalah seorang wanita yang menjalani operasi caesar dan seorang laki-laki yang menjalani operasi urologi.

Keduanya langsung dibawa ke ruang ICU. Namun, kurang dari 24 jam nyawanya tak tertolong. Sementara itu, untuk pasien yang menjalani operasi caesar, bayinya selamat.

Hasil pemeriksaan sementara, Buvanest Spinal yang diberikan ternyata bukan berisi Bupivacaine yang merupakan obat bius, akan tetapi berisi asam traneksamat golongan antifibrinolitik yang bekerja mengurangi pendarahan. Pihak RS Siloam mengaku sudah melakukan tindakan operasi sesuai prosedur.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com