Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Jatuh? Bisa Jadi Ada Gangguan Irama Jantung

Kompas.com - 22/03/2015, 12:00 WIB
Kontributor Health, Diana Yunita Sari

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Mereka yang sudah berumur dan pernah terjatuh, perlu mewaspadai jantungnya. Ada kemungkinan, mereka yang pernah terjatuh, pingsan, atau tidak sadarkan diri, mengalami fibrilasi atrial (AF), salah satu masalah pada jantung. 

Penelitian terbaru menunjukkan, orang berusia lebih lanjut yang jatuh, dua kali lebih cenderung mengalami denyut jantung tidak beraturan, yang diketahui sebagai fibrilasi atrial.

Sebagai gambaran, denyut jantung yang tidak beraturan ini, biasanya sangat cepat, dapat menyebabkan debaran yang membuat tidak nyaman, membatasi kemampuan untuk berolah raga atau berujung pada gagal jantung maupun stroke. Kondisi ini disebutkan National Institutes of Health, dapat ditangani dengan obat-obatan dan perubahan gaya hidup untuk menurunkan risiko stroke. 

Hubungan antara jatuh dengan AF diperoleh setelah Dr. Sofie Jansen dari Academic Medical Center, Amsterdam, Belanda dan koleganya menganalisis data 4.800 orang dewasa berusia lebih dari 50 tahun di Irlandia yang melengkapi kuesioner, wawancara personil, dan pemeriksaan kesehatan fisik termasuk elektrokardiogram antara tahun 2009 dan 2011. 

Sekitar 20 persen dari partisipan melaporkan dirinya jatuh, setidaknya sekali dalam setahun terakhir. Lebih dari sepertiga tidak tahu mereka mengalami AF sebelum studi.

Sementara itu, hampir 30 persen dari mereka dengan AF mengalami jatuh dalam tahun terakhir dibandingkan dengan 20 persen dari mereka tanpa AF. Setelah memperhitungkan faktor risiko lain yang dapat berkontribusi terhadap jatuh, para periset yang mempublikasikan studinya dalam Age and Ageing, menjumpai bahwa mereka yang memiliki  AF melipatgandakan kemungkinannya untuk terjatuh. 

Ada beberapa cara AF dapat menyebabkan jatuh. AF, dikatakan Dr. Jansen, dapat mengganggu kemampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh termasuk otak. Hal ini menyebabkan penurunan jumlah oksigen ke otak menyebabkan pingsan atau tidak sadarkan diri, maupun pusing yang kemudian membuat jatuh pada mereka yang sudah tidak stabil. 

Studi ini, disebutkan Dr. Jansen, tidak menunjukkan bahwa AF menyebabkan jatuh. Tetapi, secara signifikan, lebih sering terjadi pada orang yang jatuh. 

Kejadian jatuh, sangat sering terjadi pada orang berusia lebih lanjut. Mereka dengan AF bahkan memiliki risiko lebih besar untuk itu. Mengingat jatuh biasanya memiliki sejumlah penyebab atau faktor penyumbang, mengenali serta menangani seluruh faktor tersebut menjadi penting guna mengurangi risiko jatuhnya.

"Penyebab paling sering dari jatuh adalah kelemahan otot, masalah keseimbangan, gangguan cara berjalan, efek samping obat, masalah neurologik, pusing atau gangguan kognitif," imbuh Dr. Laurence Z. Rubenstein, yang mengepalai Donald W. Reynolds Department of Geriatric Medicine, University of Oklahoma, Oklahoma. 

Jatuh merupakan masalah yang sangat penting pada populasi usia lanjut. Dan para ahli selalu mencari cara untuk mengurangi kejadian tersebut.  

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau