Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/07/2015, 09:00 WIB

KOMPAS.com - Ada beberapa jenis gangguan ginjal, salah satu yang sering kita dengar adalah penurunan fungsi ginjal. Sebenarnya apakah penyebab gangguan ini dan apa gejalanya?

Fungsi utama ginjal adalah membuang kelebihan cairan dan produk sisa dari darah. Jika fungsi ginjal tersebut adalah mengalami penurunan maka disebut dengan penurunan fungsi ginjal.

Menurut dr.Lydia D Simatupang Sp.PD-KGH FINASIM, ada dua jenis penurunan fungsi ginjal. Pertama adalah penurunan fungsi akut yang terjadi secara tiba-tiba dan biasanya berlangsung singkat dan diharapkan dapat pulih.

Kedua adalah penurunan fungsi ginjal kronik, yang terjadi secara perlahan-lahan dan bertahap kemudian menjadi lebih berat dan akhirnya terjadi gagal ginjal.

Ditambahkan oleh Lydia, gejala penyakit ini tidak khas, seringkali saat gejala dirasakan pasien sudah berada di tahap gagal ginjal akhir (stadium 5).

Gejalapun bervariasi, dari ringan sampai berat. "Keluhan dapat berupa rasa lemah, mudah lelah, pucat, mual, muntah, sampai dengan sesak napas hebat dan penurunan kesadaran. Dapat juga tidak ada gejala sama sekali dan ditemukan secara tidak sengaja saat dilakukan pemeriksaan laboratorium," katanya.

Penyebab penurunan fungsi ginjal sendiri ada tiga kelompok besar, yakni pre-renal karena berkurangnya asupan darah ke ginjal. "Misalnya dehidrasi, perdarahan hebat, gagal jantung, dan sebagainya," kata dokter dari RS. Pondok Indah di Puri Indah Jakarta ini.

Penyebab kedua adalah renal atau kerusakan yang langsung mengenai ginjal itu sendiri, misalnya karena obat-obatan atau zat kontras tertentu yang bersifat merusak ginjal, infeksi, dan sebagainya.

Sedangkan penyebab ketiga adalah post-renal, dimana ditemukan sumbatan di sepanjang saluran kemih.

"Paling sering disebabkan oleh batu saluran kemih yang menyumbat. Kemungkinan lainnya adalah sumbatan saluran kemih oleh tumor, dan mungkin juga disebabkan oleh kelainan anatomis di daerah salurah kemih yang memicu sumbatan," ujarnya.

Untuk mendeteksi gangguan ini diperlukan pemeriksaan laboratorium, yaitu pemeriksaan ureum dan keratinin dari darah. "Karena dengan satu atau pun sekumpulan gejala belum dapat memastikan orang tersebut pasti sakit ginjal," kata Lydia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau