Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/07/2015, 08:00 WIB

KOMPAS.com - Menghabiskan waktu dengan duduk terlalu lama setiap hari memang berdampak negatif bagi kesehatan, namun berdiri terus menerus juga sama buruknya.

Berdiri selama 5 jam setiap hari diketahui berkontribusi pada gangguan otot bagian tungkai bawah. Kondisi ini bisa menyebabkan risiko nyeri punggung jangka panjang dan gangguan otot serta persendian.

Tentu ini kabar buruk bagi mereka yang waktu kerjanya kebanyakan dilakukan sambil berdiri, misalnya saja kasir bank, tenaga penjualan, pekerja pabrik, dan masih banyak lagi. Diperkirakan setengah dari pekerja di seluruh dunia menghabiskan tiga perempat waktu kerja mereka dengan berdiri.

Sebenarnya berdiri dua jam setiap hari tidak menyebabkan masalah, tetapi periode yang lebih lama baru terlihat efeknya.

Gangguan kesehatan yang mungkin timbul antara lain masalah jangka pendek seperti kaki kram dan nyeri punggung. Tetapi masalah jangka panjang biasanya kurang disadari.

Penelitian mengenai efek tersebut dilakukan pada 14 pria dan 12 yang separuhnya dilakukan ketika responden berusia 18-30 tahun dan sisanya saat mereka berusia 50-65 tahun. Seluruh responden awalnya tidak punya riwayat sakit saraf atau gangguan otot dan persendian.

Penelitian itu dilakukan dengan meminta para responden berdiri selama 5 jam dengan jeda istirahat 5 menit dan 1,5 jam istirahat makan siang. Kestabilan postur dan tekanan otot kaki mereka dimonitor dan para responden diminta menyampaikan jika mereka merasa tidak nyaman.

Hasilnya, tak melihat gender dan usia, para partisipan rata-rata mengeluhkan rasa nyeri di akhir hari kerja.

Karena penelitian ini hanya melibatkan responden yang sedikit, memang belum bisa disimpulkan bahwa berdiri terlalu lama berdampak buruk. Meski begitu, tetap disarankan bagi pekerja untuk melakukan peregangan secara rutin dan melakukan rotasi gerakan setiap 30 menit.

"Pada dasarnya tubuh kita tidak bisa berada dalam satu postur yang sama terlalu lama. Jadi, melakukan variasi gerakan selalu bagus agar aliran darah lebih lancar," kata peneliti.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau