Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/08/2015, 10:32 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Resistensi antibiotik bisa menyebabkan kematian, karena antibiotik tak lagi bisa membunuh bakteri atau kuman penyebab penyakit. Namun, penyebab kematian karena resistensi antibiotik sering kali tak diketahui.

"Meninggalnya disebutkan karena gagal jantung, padahal ternyata ada kuman dicoba antibiotik macam-macam tapi kuman enggak mati," ujar dokter Hari Paraton, Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba di Jakarta, Rabu (5/8/2015).

Sayangnya, Indonesia belum memiliki data kasus resistensi antimikroba. Sistem pelaporan di rumah sakit juga belum mengacu pasa pasien yang mengalami resisten antibiotik. "Sistem laporan kita, ketika ada orang meninggal tidak disebutkan apakah resistensi antibiotik," kata Hari.

Pemeriksaan darah harus dilakukan untuk memastikan apakah tubuh mengalami resisten terhadap antibiotik. Tak hanya di Indonesia, resistensi antibiotik atau antimikroba ini merupakan masalah serius yang sedang dihadapi dunia. Asia Tenggara merupakan wilayah tertinggi terhadap kasus resistensi antibiotik berdasarkan laporan terakhir WHO berjudul "Antimicrobial Resistance: Global Report on Surveillance". Khususnya pada kelompok bakteri Staphylococcus aureus yang resisten terhadap Methicillin (MRSA).

Hari menjelaskan, penyebab seseorang mengalami resistensi antibiotik, yakni karena pemakaian yang berlebihan. Pemakaian yang berlebihan itu bisa terjadi, karena dokter kerap memberikan antibiotik kepada pasien setiap terserang penyakit. Padahal, belum tentu penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri. Selain itu, akibat mudahnya pasien membeli antibiotik di apotek. Seharusnya, antibiotik tidak dijual bebas di apotek dan harus berdasarkan resep dokter.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com