Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/10/2015, 20:01 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Kepala yang terasa bagai dihantam palu, mual, atau sensitif meilhat cahaya lampu atau matahari yang menyilaukan mata, penderitaan yang dirasakan kala migren menyerang akan membuat tubuh terasa lemah lunglai. Buruknya lagi, kondisi ini dapat berlangsung berhari-hari.

Berita baiknya, menurut Lee Peterlin, DO, direktur penelitian di John Hopkins Headache Center, sekitar 76% penderita migrain dapat mengenali pemicu yang menyebabkan serangan sakit kepala muncul.

Stres memang pemicu yang umum menjadi penyebab migrain, namun ada beberapa pemicu lain seperti kondisi cuaca atau proses mencerna makanan. Dr. Peterlin menyerankan, agar para penderita migrain mencatat pemicu dan polanya, karena bisa saja berupa kombinasi seperti hujan deras, panasnya sinar matahari, makanan, dan tenggat waktu pekerjaan.

Catat aktivitas Anda selama satu hari penuh sebelum migrain menyerang dan keadaan sekitar, terutama jika Anda mencurigai salah satu pemicunya mungkin akan ada di dalam daftar berikut.

 

Pemicu #1: Bekerja di jam makan siang

Melewatkan makan siang adalah tindakan berisiko bagi seorang penderita migrain. Para ahli belum yakin alasannya namun melewatkan makan malam dapat berimbas pada hypothalamus, bagian dari otak yang memberi perintah kepada tubuh (mengatur jam tubuh) dan riset yang dilakukan fMRI menyatakan bahwa hypothalamus akan menyala saat seseorang terkena serangan migrain. Kemungkinan gula darah yang drop menjadi pemicunya, jelas Dr. Peterlin. Upayakan untuk makan di jam makan yang sama setiap harinya untuk menghindari migrain.

 

Pemicu #2: Terlalu banyak tidur

Anda mengira kurang tidur akan menyebabkan sakit kepala, namun nyatanya, terlalu banyak tidur pun dapat membuat Anda terserang migrain. Berada di tempat tidur lebih lama dari yang biasanya Anda lakukan akan mengacaukan ritme jam biologis dan otak yang sensitif terhadap migrain tidak dapat meneria perubahan rutinitas.  Dr. Peterlin menyarankan agar penderita migrain berangkat tidur dan bangun selalu pada jam yang sama setiap harinya, termasuk di akhir pekan.

 

Pemicu #3: Liburan Anda

Stres adalah pemicu terbesar munculnya serangan migrain, namun bersantai setelah periode penuh tekanan ternyata juga dapat menjadi pemicu migrain, menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Neurology, pada tahun 2014.

Turunnya hormon kortisol yang kemungkinan terjadi pada permulaan akhir pekan, mislanya, atau pada hari Anda mulai melakukan perjalanan liburan. Satu cara untuk menghindari ini adalah dengan menikmati dosis kecil relaksasi (seperti yoga, menikmati pijatan, atau jalan kaki jarak dekat) saat mengalami minggu atau bulan yang berat, untuk mencegah terbentuknya stres.

 

Pemicu #4: Olahraga lari

Sebuah studi yang dilakukan di Headache Center di Atlanta mendapati bahwa dari 1200 pasien migrain, 22% di antaranya diidentifikasi menderita migrain akibat berolahraga. “Namun serangan migrain itu nampaknya adalah sakit yang muncul tiba-tiba akibat dari melakukan aktivitas fisik berlebih, karena aerobik biasa sesungguhnya mampu mengurangi frekuensi dan rasa sakit yang diakibatkan oleh serangan migrain. Secara keseluruhan, olahraga adalah cara terbaik untuk menjaga tubuh dan pikiran tetap sehat, selain pola makan dan tidur,” papar Dr. Peterlin.

 

Pemicu #5: Makanan

Banyak yang mencurigai makanan sebagai penyebab migrain dan hasilnya belum terbukti, namun terdapat data yang menyebutkan, bahwa makanan olahan adalah pemicu yang sesungguhnya. Hot dogs, bacon, salami, dan panganan dari daging lainnya yang mengandung nitrat, pengawet yang menyebabkan pembuluh darah membesar dan menyebabkan sakit kepala. Jika Anda merasa penyebab migrain adalah makanan mengandung nitrat, segera hindari dan cobalah mengonsumsi daging segar.

 

Pemicu #6: Alkohol

Penelitian menemukan hampir 38% penderita migrain dewasa adalah mereka yang sensitif terhadap alkohol. Anggur merah tampaknya adalah penyebab utama. Sebuah teori menyebutkan, bahwa alkohol menyebabkan turun naiknya hormon serotonin, neurotransmitter yang mengatur rasa sakit, yang memicu sakit kepala.

 

Pemicu #7: Tidak minum cukup air

Anda tentu tahu bahwa dehidrasi berakibat buruk bagi tubuh, namun hasil dari sebuah penelitian kecil yang dipublikasikan di European Journal of Neurology menyarankan keampuhan air sebagai pencegah migrain paling mumpuni.

Mereka yang mulai meminum air 6 gelas lebih banyak dalam sehari mengalami rasa sakit yang lebih sedikit dibandingkan mereka yang mengonsumsi obat-obatan. Dalam dua minggu, mereka yang minum cukup air mampu bertahan dari sakit kepala selama 21 jam lebih sedikit.

 

Pemicu #8: Berat badan berlebih

Menurut riset yang dilakukan oleh Dr. Peterlin, obesitas meningkatkan risiko Anda mengalami migrain (episodik) sebesar 81%. Obesitas adalah keadaan kronis dari inflamasi (peradangan) dan ini dapat menjadi kontribusi dari munculnya rasa sakit, jelas Dr. Peterlin lagi.

 

Pemicu #9: Cuaca

Angin, turun naiknya tekanan barometrik, hari-hari yang hangat, lingkungan semacam ini telah lama dihubungkan dengan migrain. Di tahun 2009, para peneliti dari Harvard mendapati risiko munculnya migren bertambah hingga 7.5%  dengan setiap kenaikan temperatur udara sebesar 9° di atas temperatur normal.

Memang tidak ada yang dapat Anda lakukan untuk menghindari pemicu karena cuaca. Yang bisa Anda lakukan mungkin dengan memerhatikan siaran ramalan cuaca dan suhu udara di televisi. Misalnya, jika tahu besok akan terjadi hujan deras atau panas terik, Anda dapat bersiap-siap dengan minum obat-obatan tertentu. Namun untuk hal yang satu ini, harus dilakukan dengan petunjuk dari dokter. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau