Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/10/2015, 18:01 WIB
|
EditorBestari Kumala Dewi
KOMPAS.com - Setiap anak punya kepribadian yang unik, karena itu gejala kekerasan seksual yang timbul juga berbeda-beda. Namun, menurut pengamatan Center for Behavioral Intervention in Beaverton di Oregon, umumnya anak yang menjadi korban kekerasan seksual menunjukkan gejala perubahan prilaku sebagai berikut:

1. Takut jika tubuhnya terekspos di hadapan orangtua. Biasanya, anak yang belum akil balik, tidak merasa malu atau takut jika tubuhnya terlihat orangtua, walau dalam keadaan tanpa busana. Ketakutan ini berasal dari rasa tertekan dan khawatir orangtuanya tahu, bahwa dia telah mendapat perlakuan seksual yang tidak pantas atau takut pada ancaman dari pelaku.


2. Gejala fisik dapat mencakup nyeri dan gatal di kelamin dan dubur serta pendarahan. Anak juga bisa mengalami sakit perut, pusing, dan keluhan fisik lain. Padahal, dia tidak sakit misalnya flu atau salah makan.


3. Gelisah di dalam tidurnya untuk alasan yang Anda tidak tahu, ngompol, ketakutan yang tidak jelas sumbernya, menolak pergi ke suatu tempat atau bertemu seseorang.


4. Mengalami kesulitan belajar, tiba-tiba mengalami kesulitan bergaul dengan teman sebaya, menangis berlebihan atau depresi, menjadi cengeng dan menuntut perhatian, atau malah jadi agresif, terlihat sedang menyimpan rahasia.


5. Anak korban kekerasan seksual, kadang mencoba mengatasi masalahnya sendiri dengan prilaku 'melarikan diri'. Contohnya, jika biasanya dia punya waktu jalan-jalan atau pulang sekolah bersama teman, anak korban kekerasan seksual akan menghentikan kebiasaan yang disukainya itu dan melarikan diri dari teman-teman karibnya. Anak menjadi terisolasi dan ini berbahaya. Pelaku akan semakin mudah mengulangi perbuatannya ketika anak sendirian.


6. Beberapa anak tidak menunjukkan gejala apapun. Ini artinya, pelaku telah berhasil memengaruhi pikiran anak, membuat anak menjadi nyaman dan merasa terlindungi oleh kehadiran pelaku yang memang seringkali bersikap manis dan memanjakan anak.


Ingat, jika anak menunjukkan gejala-gejala di atas dan perubahan prilaku lainnya yang menurut Anda di luar wajar, artinya anak ingin mengadukan sesuatu tapi kesulitan mengungkapkan perasaannya. Teruslah dampingi dan tanya dengan bersahabat, serta tunjukkan dukungan.


Berikan informasi yang mereka perlu ketahui, bahwa orangtua akan melindunginya. Yakinkan bahwa ia akan aman, karena ada Anda sebagai pelindungnya, dan bahwa sangatlah penting berbagi rahasia dengan orangtua agar orangtua bisa membela dan memecahkan masalahnya.


Mungkin Anda tidak berhasil di percobaan pertama, teruslah rangsang anak untuk terbuka. Sangat tidak disarankan menggunakan pendekatan bernuansa kekerasan, baik verbal, mental, dan fisik. Itu akan membuat anak tambah menderita dan menutup diri.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+