JAKARTA, KOMPAS.com - Sering berpergian jarak jauh menggunakan pesawat lebih dari 4 jam? Waspadai terjadinya trombosis atau pembekuan darah yang bisa menyumbat pembuluh darah vena dan arteri. Hal ini bisa terjadi, jika Anda hanya duduk terdiam di pesawat selama berjam-jam.
"Misalnya naik pesawat ke Amerika, itu kan duduknya lebih dari 4 jam. Hati-hati trombosis," ujar Dokter Spesialis Penyakit Dalam-Konsultan Hematologi Onkologi Medik, Karmel Lidow Tambunan dalam diskusi memeringati World Thrombosis Day di Jakarta, Selasa (20/10/2015).
Ketua Perhimpunan Trombosis Hemostasis Indonesia (PTHI) ini menjelaskan, terlalu lama duduk tanpa bergerak bisa menyebabkan stasis atau perlambatan aliran darah. Lama kelamaan, bisa menyebabkan trombosis. Kemudian, terjadilah pembekuan darah pada vena bagian dalam di kaki atau deep vein thrombosis (DVT).
Kasus trombosis saat perjalanan jauh naik pesawat kerap terjadi dan dikenal dengan
economy class syndrome. Jika terjadi DVT, gejalanya antara lain kaki bengkak, terasa nyeri, kemerahan di area tertentu, pelebaran pembuluh vena di permukaan kulit, dan kulit terasa hangat jika diraba. Namun, terkadang tak semua trombosis menimbulkan gejala.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam-Konsultan Hematologi Onkologi Medik Cosphiadi Irawan menambahkan, selama 90 menit kaki tidak bergerak saja sebenarnya sudah menyebabkan aliran darah tidak lancar. Tak hanya saat naik pesawat, bisa juga saat perjalanan jauh naik bus maupun kereta api.
"Jadi harus meluruskan kaki. Setiap dua jam sekali harus bergerak supaya aliran darahnya kembali normal. Biasanya terasa kalau sudah terlalu lama duduk, terasa kebas," terang Cosphiadi.
Lakukanlah senam ringan dalam kendaraan jika sudah terlalu lama duduk. Misalnya memutar-mutar pergelangan kaki, mengangkat paha, berdiri, atau berjalan-jalan.
Selain akibat terlalu lama duduk saat perjalanan jauh, faktor risiko trombosis antara lain usia di atas 45 tahun, obesitas, genetik, berbaring lama di rumah sakit, hingga kehamilan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.