JAKARTA, KOMPAS.com – Dionisius Giri Samudra (24), dokter muda yang sedang bertugas di Kepulauan Aru, Maluku meninggal dunia di RSUD Bumi Cendrawasih, Dobo, Kepulauan Aru, pukul 18.18 WIT, Rabu (11/11/2015). Menurut diagnosa awal, dokter yang akrab disapa Andra itu menderita penyakit ensefalitis, yaitu infeksi otak akibat terkena virus campak.
“Saya mendengar ada infeksi di otak, memang tidak mudah mengatasi penyakitnya,” ujar Menteri Kesehatan Nila F Moeloek di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis (12/11/2015).
Andra adalah dokter yang sedang menjalani Program Internsip di RSUD Bumi Cendrawasih. Kepala Biro Kepegawaian Kemenkes dokter Pattiselano Robert Johan mengungkapkan, pada Sabtu (7/11/2015), Andra sudah dalam kondisi demam. Namun, Andra tetap kembali bekerja di Dobo dalam kondisi masih sakit.
“Karena rasa tanggung jawab sebagai seorang dokter yang telah mendapat izin dua minggu untuk off, maka harus kembali bertugas walau kondisinya kurang sehat. Ini harus kita apresiasi, karena itulah jiwa para dokter mengabdi di daerah terpencil. Walaupun sakit, itu diabaikan untuk spirit melayani,” kata Robert dalam siaran pers yang diterima wartawan.
Robert menjelaskan, kondisi Andra semakin menurun dan telah mendapat penanganan intensif di ICU oleh dokter spesialis. Andra pun direncanakan dirujuk ke rumah sakit lain. Namun, evakuasi Andra dari Dobo terkendala oleh sulitnya transportasi di kepulauan.
Saat itu kesadaran Andra sudah semakin menurun dan ia diberi alat bantu pernapasan. Hingga akhirnya, evakuasi tak bisa dilakukan dan Andra mengembuskan napas terakhir pada Rabu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.