Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak Dulu Indonesia Sudah Darurat Kekerasan Anak

Kompas.com - 21/11/2015, 15:32 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Maraknya kasus kekerasan anak dalam beberapa tahun belakangan ini menjadikan Indonesia disebut dalam situasi darurat kekerasan anak. Namun, menurut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise, darurat kekerasan anak sebenarnya sudah terjadi sejak dahulu.

"Menurut saya daruratnya (kekerasan anak) dari dulu, bukan hanya sekarang. Tapi, dulu itu dianggap aib dan banyak orang enggak mau tahu," kata Yohana dalam acara memeringati Hari Anak Sedunia di Jakarta, Jumat (20/11/2015).

Sejak dulu, Yohana mengaku sering kali mendengar adanya kasus kekerasan kepada anak, termasuk kekerasan seksual. Menurut Yohana, tingginya laporan kasus kekerasan terhadap anak saat ini karena banyak orang mulai terbuka dan ramai diberitakan oleh media massa.

Namun, status darurat kekerasan anak di Indonesia perlu dikaji ulang. "Kita harus melihat standar apa suatu negara dikatakan darurat kekerasan anak. Perlu kita kaji, analisa kembali," kata Yohana.

Berdasarkan laporan yang diterima Komisi Nasional Perlindungan Anak, kasus kekerasan anak mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Untuk wilayah Jabodetabek saja, pada 2010 mencapai 2.046 kasus. Kemudian pada 2011 naik menjadi 2.462 kasus.

Pada 2012 naik lagi menjadi 2.626 kasus dan pada 2013 melonjak menjadi 3.339 kasus. Belum lagi kasus kekerasan anak di luar daerah Jabodetabek yang tidak diketahui publik.

Untuk itu, Yohana mengajak semua pihak untuk lebih peduli dengan semua anak. Melalui kampanye UNICEF, Yohana mengajak masyarakat menjadi pelindung anak. Bukan hanya untuk anak sendiri, tetapi semua anak yang ada di sekeliling kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com