Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jasamarga

Anak Sering Jadi Sasaran Kekerasan Verbal Orangtuanya

Kompas.com - 03/11/2015, 18:00 WIB
KOMPAS.com - Anak-anak yang menjadi korban kekerasan fisik dari orangtua atau orang dewasa di sekitarnya tentu menimbulkan keprihatinan. Padahal, ada bentuk kekerasan lain yang dampaknya tidak ringan, yakni kekerasan verbal atau kata-kata, yang sering diterima anak.

Menurut psikolog Naomi Soetikno, M.Pd, Psi, kekerasan adalah perilaku menyakiti sehingga korban mengalami kerugian atau kerusakan. Jika kekerasan fisik dampak kerugiannya akan tampak di tubuhnya, maka kekerasan verbal akan berdampak pada kondisi emosional anak.

"Kerugian dari kekerasan verbal ini si individu tidak mampu memiliki rasa percaya diri, tidak ada konsep diri yang baik, serta tidak bisa meregulasi dirinya dengan baik. Intinya kemampuan dasar individu untuk berkembang jadi terhambat," kata Naomi dalam acara Forum Ngobrol Bareng Sahabat yang diadakan di Nutrifood Inspiring Center Jakarta (2/11/15).

Baca juga: Cara Terdaftar Jadi Penerima Dana PIP, Siswa SD-SMA Ikuti Langkah Ini

Tidak semua kekerasan verbal bermaksud jahat, pada sebagian kasus, orangtua atau orang dewasa menggunakan kekerasan verbal untuk mendisiplinkan anak.

Namun pemilihan kata-kata yang tidak tepat, misalnya mencela, memaki, berkata kasar, atau pun menakut-nakuti, bisa melukai atau menjatuhkan harga diri anak.

Orangtua yang sedang dalam kondisi lelah atau stres juga sering tanpa sadar mengucapkan kata-kata yang sebenarnya termasuk dalam kekerasan verbal.

Baca juga: Usaha Sepi Usai Direview Food Vlogger, Sidik Eduard: Seneng Mereka Jujur, tapi...

Kekerasan verbal yang diterima di masa kanak-kanak, yang merupakan masanya meniru dan mulai tertanamnya norma-norma yang akan ia ikuti, akan disimpan dalam alam bawah sadar anak.

Anak yang sering mendapat kekerasan verbal bisa kehilangan rasa percaya diri, menjadi penakut, merasa bersalah, hingga memiliki konsep diri negatif.

Selain dalam bentuk kata-kata, lanjut Naomi, kekerasan verbal juga tanpa sadar dilakukan orang dewasa melalui ucapan nonverbal.

Baca juga: Dewi Yull Ungkap Satu Pesan pada Anak-anaknya agar Tak Membenci Ray Sahetapy Usai Bercerai

"Kekerasan verbal tidak bisa dipisahkan dari nonverbal, misalnya tatapan mata melotot, intonasi, hingga tempo ucapan. Mungkin si ibu tidak mengucapkan kata negatif, tapi dengan tekanan dan intonasi tertentu anak menjadi ciut," kata psikolog dari Universitas Tarumanegara Jakarta ini.

Selain orangtua, anak-anak juga bisa menjadi korban kekerasan verbal dari orang di sekitarnya, mulai dari kakek-nenek, guru di sekolah, teman bermain, hingga media.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Zelensky Kritik Respons AS yang 'Lemah' Terhadap Serangan Rusia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau